Jakarta (ANTARA News) - Dunia tinju profesional Indonesia tercoreng karena kontrak pertarungan wajib antara juara dunia bertahan Chris John dan penantangnya Jose Rojas ternyata dibayar dengan cek kosong oleh promotor Albert Papilaya. Chris John berhasil mempertahankan gelar juara dunia kelas bulu versi WBA setelah menang angka mutlak atas petinju asal Venezuela itu di Stadion Tenis Tertutup Gelora Bung Karno Jakarta, Sabtu (3/3). Dalam jumpa pers di Hotel Sahid Jakarta, Senin, Chris John yang didampingi pelatihnya Craig Cristian asal Australia itu menyatakan kegeramannya karena merasa telah ditipu mentah-mentah oleh Albert Papilaya selaku promotor. Yang lebih memalukan, yang ditipu karena dibayar dengan cek kosong tersebut tidak hanya Chris John, tapi juga Jose Rojas dan bahkan juga petinju lain yang tampil di partai tambahan. "Ini jelas mencoreng nama Indonesia, terutama di mata komunitas tinju internasional. Saya tidak tahu apakah nantinya masih ada petinju luar yang mau bertanding di Indonesia," kata Chris John yang pelipis kirinya masih dibalut perban akibat pukulan Rojas. Sementara itu manajer Chris John, Tony Priatna dengan wajah tegang menegaskan bahwa ia akan membawa masalah itu kepolisi karena sudah termasuk penipuan. "Segera saya akan laporkan masalah ini ke polisi. Kalau saya tidak lapor polisi, justru nanti saya yang bersalah," katanya. Masalah tersebut dipastikan akan melebar dan bisa merusak citra Indonesia karena kedutaan Venezuela di Jakarta diberitakan terpaksa turun tangan dengan menalangi jumlah yang belum diterima Rojas. Rojas baru menerima sebesar 10.000 dolar AS sebagai uang muka dari total 45.000 dolar yang harus diterimanya. Sebelum berangkat kembali ke Venezuela, Rojas memperlihatkan cek sebesar Rp360.000.000 sisa bayaran yang ternyata tidak bisa dicairkan. Terdapat keanehan dari cek itu karena tidak ditandatangani oleh Albert Papilaya sebagai promotor, tapi justru oleh Tommy Haluwet yang mewakili Komisi Tinju Profesional Indonesia (KTPI). Ketika ditemui di lobi Hotel Sahid tempatnya menginap, Rojas dan pelatihnya Aliazar Castillo yang sudah berkemas pulang ke negerinya, memperlihatkan cek kosong tersebut kepada wartawan. Rojas yang wajahnya masih lebam itu dalam bahasa isyarat memperlihatkan kekecewaannya dengan gaya menggorok lehernya. Chris John dalam jumpa pers tersebut menceritakan kronologi kejadian saat ia percaya kepada promotor Albert yang diperkenalkan kepadanya oleh Tommy Haluwet. "Pada awalnya tidak ada masalah karena kami percaya dengan janjinya. Ternyata janji itu tidak ditepati sampai batas waktu yang dijanjikan, yaitu sampai hari ini. Kesabaran kami sudah habis," kata Chris yang segera pulang ke rumahnya di Semarang.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007