Jakarta (ANTARA News) - Investor asal Korea Selatan menyampaikan minat untuk berinvestasi di Indonesia pada sektor perkapalan dengan nilai investasi sebesar 80 juta dolar AS, kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Minat investasi itu merupakan salah satu hasil tindak lanjut dari kunjungan Kepala BKPM ke Korea Selatan pekan lalu.

Franky mengatakan bahwa minat investor Korea Selatan itu adalah dalam bidang usaha transportasi laut, terutama untuk menyediakan dua kapal transportasi gas.

Menurut dia, untuk merealisasikan minatnya, investor Korsel akan mengirimkan dua kapal pengangkut komoditas gas bumi. Selain itu, kata dia, terbuka peluang untuk pembangunan terminal gas sebagai "storage" (gudang).

Untuk itu, investor Korsel akan segera melakukan kunjungan lapangan ke Indonesia untuk mencari mitra lokal.

"Saat ini tidak hanya besarnya investasi saja yang dicari, tapi adanya nilai tambah bagi Indonesia. Melalui minat investasi tersebut, menunjukkan adanya peluang yang cukup besar dan berkelanjutan di industri transportasi laut," ujar Franky.

" Investor juga menyinggung program Presiden tentang tol laut yang akan memberikan dampak positif bagi Indonesia," lanjut dia.

Kepala BKPM menambahkan bahwa Korea Selatan merupakan salah satu negara yang aktif berinvestasi di Indonesia.

Realisasi investasi Korea Selatan selama 2015 tercatat mencapai Rp15,1 triliun yang terdiri dari 2.329 proyek. Sementara itu, untuk periode 2010-2015, investasi Korsel yang telah direalisasikan mencapai Rp79,6 triliun.

"Investasi dari Korea Selatan selama lima tahun terakhir selalu berada di peringkat lima teratas, sehingga menjadikan Korea Selatan sebagai salah satu sumber utama investasi di Indonesia," kata Franky.

Untuk komitmen investasi dari Korea Selatan sepanjang 2015, BKPM mencatat sebesar 4,8 miliar dolar AS dengan pertumbuhan mencapai 86 persen dibandingkan tahun sebelumnya (2014).

Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016