Jakarta (ANTARA News) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menegaskan nuklir sebagai sumber energi, sama sekali tidak boleh diabaikan dan dikesampingkan begitu saja.

"Nuklir ini tidak boleh juga mengabaikan sama sekali, karenanya di Dewan Energi Nasional (DEN) diberikan ruang juga bahwa sebagai pilihan terakhir sumber energi," kata Sudirman di Gedung Kementerian ESDM Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat.

Sudirman yang juga merupakan Ketua Harian DEN, menjelaskan dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN), nuklir adalah sebagai pilihan terakhir setelah sumber energi alternatif lainnya antara lain panas bumi, matahari, angin dan ombak dikembangkan dan masih mengalami kekurangan.

"Mengenai nuklir, ini masih dalam payung KEN, di mana KEN mengatakan nuklir merupakan opsi terakhir. Terjemahannya, dalam Rencana Umum Energi nasional (RUEN) bagaimana energi sampai 2025 itu energi alternatif kita sudah cukup atau masih memerlukan tambahan nuklir," kata Sudirman.

Saat ini, lanjut dia, peta jalan (roadmap) untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) sedang disusun yang diperlakukan sebagai katup pengaman jika pada 2025 nanti, bauran energi masih kekurangan. Selain itu, ujar Sudirman, akan diperhatikan juga penguasaan terhadap teknologi.

"Jadi roadmap pengembangan teknologi nuklir sedang dikerjakan maksudnya sebagai pengaman jika pada 2025 nanti kita masih kurang pasokan energinya, makannya kita juga mau lihat kesiapan teknologi kita," ujarnya.

Dari informasi yang didapatkan Antara, target bauran energi pada tahun 2025 yakni 23 persen untuk energi baru terbarukan, 25 persen minyak bumi, 30 persen batu bara dan 22 persen gas bumi.

Kendati nuklir masih dalam tahap perencanaan jangka panjang, sejumlah negara telah banyak yang menawarkan kerjasama pembangunan PLTN seperti Rusia dan Iran.

Direktur Jenderal Energi Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Rida Mulyana bahkan menyebut Rusia telah menawarkan secara serius paket pengembangan nuklir menjadi pembangkit listrik mulai dari pendidikan sumber daya manusia, cara pengelolaan, perawatan hingga pengelolaan limbah yang ramah lingkungan.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016