Indeks Dow Jones Industrial Average naik 120,81 poin atau 0,69 persen menjadi ditutup pada 17.602,30. Indeks S&P 500 berakhir naik 8,97 poin atau 0,44 persen menjadi 2.049,56 dan indeks komposit Nasdaq bertambah 20,66 poin atau 0,43 persen menjadi 4.795,65.
The Fed mempertahankan suku bunga acuan jangka pendek tidak berubah awal pekan ini seperti yang diperkirakan, mencatat bahwa "perkembangan ekonomi dan keuangan global terus menimbulkan risiko-risiko" terhadap ekonomi AS.
Proyeksi terbaru Fed menunjukkan bahwa para pembuat kebijakan mengharapkan suku bunga federal funds naik menjadi sekitar 0,9 persen pada akhir 2016, menyiratkan dua kenaikan suku bunga seperempat persentase poin tahun ini, turun dari empat kali kenaikan yang diperkirakan pada Desember.
"The Fed telah menyimpang jauh dari ekspektasi pasar akhir tahun lalu. Hasilnya adalah penurunan 4,7 persen dalam indeks dolar AS terhadap mata uang utama lainnya sejak mencapai posisi tertinggi 19 Januari," kata Chris Low, kepala ekonom di FTN Financial.
Melemahnya dolar akan merugikan mitra dagang AS dalam jangka pendek, tetapi suku bunga global yang lebih rendah, sebagian berkat kegagalan Fed menaikkan suku bunganya, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi ekonomi global, katanya.
Di sisi ekonomi, angka awal indeks sentimen konsumen yang diterbitkan oleh Thomson Reuters/University of Michigan datang di 90,0 untuk Maret, lebih buruk dari perkiraan pasar 92,2.
Di luar negeri, pasar saham Tiongkok menguat di seluruh papan perdagangan pada Jumat karena industri real estat menghangat dan yuan Tiongkok menguat. Indeks komposit Shanghai naik 1,73 persen menjadi 2.955,15 poin.
Pasar ekuitas Eropa ditutup sebagian besar lebih tinggi pada Jumat di tengah volatilitas minyak. Indeks acuan DAX Jerman di Bursa Efek Frankfurt naik 0,59 persen, sedangkan indeks CAC 40 Prancis bertambah 0,44 persen.
Dalam seminggu, semua tiga indeks utama memperpanjang kenaikan beruntun mereka untuk kelima minggu berturut-turut, dengan Dow, S&P 500 dan Nasdaq masing-masing naik 2,3 persen, 1,4 persen dan 1,0 persen. Demikian laporan Xinhua.
(A026)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016
