Jakarta (ANTARA News) - Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid, mengatakan, tingginya jumlah penduduk Indonesia yang buta huruf harus menjadi dorongan bagi pemerintah maupun masyarakat untuk mewujudkan masyarakat gemar membaca. "Jumlah penduduk yang buta huruf kan tidak permanen justru mendorong kita bekerja lebih keras lagi untuk menghadirkan masyarakat membaca," kata Ketua MPR setelah memberikan ceramah "Indahnya Syariah Dalam Kehidupan di Islamic Book Fair (IBF) 2007, Jakarta, kemarin. Ia mengatakan masyarakat khususnya yang beragama Islam harus memahami bahwa membaca adalah perintah agama yang wajib dilakukan. "Masalah yang dihadapi saat ini adalah sejauh mana umat Islam memahami bahwa membaca adalah kewajiban. Membaca itu wajib, sama wajibnya dengan shalat, puasa, dan zakat. Kalau umat muslim bisa memahami membaca (Iqro) itu wajib dan menjadikan umat membaca maka luar biasa indahnya," katanya. Ia juga mengatakan masyarakat yang membaca akan menghadirkan masyarakat yang berbudaya dan unggul. Dalam kesempatan itu, Hidayat juga mengatakan kegiatan Islamic Book Fair 2007 adalah bagian penting untuk meningkatkan minat membaca bagi masyarakat muslim maupun non-muslim. "Sehingga diperlukan apresiasi dan dorongan untuk diadakannya program seperti ini," katanya. Sebelumnya, Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo mengatakan sebanyak 8,07 persen dari sekitar dua ratus juta penduduk Indonesia saat ini masih buta huruf. Bambang mengatakan, angka buta huruf paling tinggi terdapat di Provinsi Jawa Timur dengan persentase 30 persen dari total penduduknya. Provinsi kedua terbanyak buta aksara adalah Jawa Tengah, sedangkan Jawa Barat menjadi provinsi ketiga tertinggi buta hurufnya. Ia juga mengatakan provinsi lain yang tingkat buta aksaranya memperihatinkan adalah Bali, Nusa Tenggata Barat, Nusa Tenggara timur, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat dan Papua. Bambang menargetkan, pada akhir masa jabatannya 2009, persentase buta huruf menurun hingga menjadi lima persen.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007