Moskow (ANTARA News) - Menteri Olahraga Rusia mengatakan siap mengundurkan diri setelah kasus doping di negara tersebut meluas ke cabang gulat dan makin banyak atlet yang terancam tidak bisa mengikuti Olimpiade 2016.

Atlet-atlet gulat Rusia menyusul atlet atletik yang dicoret untuk Olimpiade Rio de Janeiro Agustus mendatang, setelah Federasi Gulat Rusia (WFR) menemukan praktik doping yang meluas, kata ketua WFR Mikhail Mamiashvili, Selasa.

Kasus tersebut terungkap sehari setelah hasil tes dari empat atlet atletik Rusia menunjukkan positif menggunakan meldonium.

Presiden Rusia Vladimir Putin, Selasa mengatakan menteri olahraganya, Vitaly Mutko, akan tetap pada jabatannya meski ada skandal doping itu.

Namun Mutko mengatakan ia siap untuk meletakkan jabatannya jika diminta.

"Negara ini punya kepemimpinan yang menetapkan keputusan. Saat saya melihat masalah ini karena saya, saya akan mundur," kata Mutko seperti dikutip kantor berita R-Sport.

Olahraga Rusia dilanda masalah tahun lalu ketika badan antidoping dunia (WADA) menyatakan ada kasus korupsi dan kecurangan yang endemik pada cabang atletik negara tersebut.

Atlet Rusia bakal dilarang ikut kompetisi internasional, termasuk Olimpiade, jika negara itu tidak berusaha melepaskan diri dari sanksi itu.

Sejak itu Rusia menunjukkan keseriusannya untuk memenuhi standar antidoping internasional.

Sementara, 18 atlet diumumkan mengkonsumsi obat terlarang meldonium.

Mamiashvili mengatakan, dua pegulat putra yakni peraih perak kejuaraan dunia 2014 Evgeny Saleev dan peraih perak kejuaraan dunia 2015 Sergei Semenov terbukti menggunakan meldonium.

Namun ia mengungkapkan banyaknya masalah doping di olahraga.

"Ada puluhan hasil tes yang positif, setiap orang secara psikologis dalam kondisi buruk," katanya.

Ketua Persatuan Olahraga Gulat se-Dunia (UWW)menyatakan terkejut dengan kasus di Rusia itu, dan meminta federasi setempat meningkatkan pemeriksaan atletnya.

"Sebelumnya di kejuaraan dunia tidak pernah ada atlet Rusia yang positif doping, kata Nenad Lalovic.

(Uu.T004)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016