Paris (ANTARA News) - Perancis dan Abu Dhabi, Selasa, menandatangani persetujuan bagi pembukaan cabang Museum Louvre di ibukota Uni Emirat Arab (UAE) itu, Kementerian Kebudayaan Perancis menyatakan. Kesepakatan itu ditandatangani di Abu Dhabi oleh Menteri Kebudayaan Perancis, Renaud Donnedieu de Vabres, dan Kepala Otorita Pariwisata Abu Dhabi, Sheikh Sultan Bin Tahnoon Al Nahyan, demikian DPA melaporkan. Berdasarkan persetujuan itu, pembangunan sebuah museum seluas 24.000 meter persegi dengan nama Louvre Abu Dhabi akan dilakukan dan museum itu akan dirancang arsitek Perancis, Jean Nouvel. Pekerjaan untuk pembangunan museum akan dimulai tahun ini dan museum diharapkan rampung pada 2012. Menurut ketentuan kesepakatan tersebut, Perancis akan menerima 700 juta euro atau 917 juta dolar dari Abu Dhabi sebagai uang lisensi dan pinjaman selama 20 tahun bagi sejumlah karya seni yang saat ini berada di Louvre. Ketentuan itu memicu gelombang protes di Perancis, terutama di kalangan kurator museum dan sejarawan seni. Mereka menuduh pemerintah melakukan "komersialisasi" Museum Louvre sebagai salah satu museum seni paling bergengsi di dunia. Petisi yang "menyerukan dijaganya integritas koleksi museum Perancis itu" dikirim ke Internet, dengan penanda tangan petisi mencapai lebih dari 4.600 orang. Kawasan budaya baru Louvre Abu Dhabi akan menjadi bagian kawasan budaya baru raksasa di kota itu. Kawasan itu akan meliputi Guggenheim Abu Dhabi, Pusat Seni Pentas Saadiyat dan Museum Bahari, yang masing-masing dirancang oleh arsitek terkenal Frank Gehry, Zaha Hadid dan Tadao Ando. Museum Luvre di Paris merupakan museum yang menyimpan sejumlah adikarya seni terkenal di dunia. Koleksinya yang terkenal antara lain adalah lukisan Leonardo da Vinci yang bertajuk "Mona Lisa" dan "Madonna of the Rocks". (*)

Copyright © ANTARA 2007