Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Masjid Luar Batang menolak rencana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk merevitalisasi rumah ibadah dan makam yang berdekatan dengan Museum Sunda Kelapa dan Museum Bahari itu.

"Tolong jangan jadikan Masjid Luar Batang seperti museum. Masjid bukan museum. Masjid memang butuh keindahan tapi intinya untuk kegiatan ibadah, syiar, ilmu, kemanusian dan harus berada ditengah pemukiman masyarakat," kata Mansyur Amin sekretaris dewan pengurus Mesjid Luar Batang di Jakarta, Jumat.

Kendati yakin Masjid tidak akan digusur, namun Mansyur cemas jika revitalisasi berjalan maka Masjid Luar Batang akan sepi dari aktivitas warga walaupun lokasi wisata itu akan semakin bersih dan tertata rapi.

"Enggak mungkin gubernur bongkar masjid jadi enggak perlu bikin spanduk penolakan. Tapi kalau nanti kalau jadi, masjid ini tertutup apartemen dan plasa dong?" kata dia.

Mansyur Amin menjelaskan Masjid Luar Batang dikunjungi setidaknya hingga 5.000 peziarah setiap pekan dengan jumlah pengunjung terbanyak pada setiap Malam Jumat dengan makam Habib Husein sebagai daya tarik utama.

"Utusan Timur Tengah pada KTT OKI 2016 datang. Peziarah disini bukan cuma lokal, tapi internasional. Dari Australia, warga Tionghoa juga datang untuk melihat, ziarah, ini aset kebudayaan," katanya.

Masjid Luar Batang berada di Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara bersama Kawasan wisata Sunda Kelapa dan Museum Bahari.

Menurut surat edaran pada 24 Maret 2016, revitalisasi kawasan akan dilaksanakan dengan merelokasi warga yang mendirikan bangunan tanpa izin di atas lahan pemerintah, membangun tanggul penahan air laut, dan mengosongkan Pasar Ikan.

Ahok mengatakan relokasi akan dilaksanakan bertahap mulai pertengahan April 2016, terutama bangunan rumah yang di atas laut.

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016