Jakarta (ANTARA News) - "Little India" tak hanya ada di negeri jiran seperti Malaysia dan Singapura, tetapi juga di Indonesia.

Ira Lathief, Adjie Hadipriawan, Idfi Pancani, dan Indra Diwangkara dari Jakarta Food Adventure mengajak para peserta "Little India & The Taste of India" untuk menelusuri jejak kuliner dan budaya yang tertinggal di Pasar Baru, Jakarta Pusat, Sabtu (2/4).

Pasar yang dibangun pada 1820 untuk memenuhi kebutuhan warga Eropa di Batavia kini dipenuhi deretan toko tekstil, peralatan olahraga dan sepatu. Sebagian di antaranya dijalankan oleh pedagang keturunan India. 

Di jalan Antara, Pasar Baru, ada sebuah klinik pengobatan tradisional India bernama Taj Mahal yang berdiri sejak 1998. Keluhan wasir, mata minus atau plus hingga tulang osteoporosis bisa disembuhkan di sini.

"Di sini semua obatnya adalah ramuan alami India," kata Poli (46), generasi keempat yang menjalankan klinik.

Dari Taj Mahal, tur berlanjut ke Rumah Makan Aceh Selera Kita yang terletak di persimpangan jalan Antara dan jalan Pintu Air. Rumah makan yang awalnya berlokasi di sisi utara Stasiun Juanda itu menyajikan masakan Aceh otentik penuh rempah. Misalnya, kari kambing, bebek masak kurma, gulai kepala ikan, sambal ganja (asam udeung), pacri nanas. Cita rasa penuh rempah masakan Aceh merupakan pengaruh India yang masuk ketika para pedagang datang ke Tanah Air di masa lampau.

Di Pasar Baru juga ada sebuah mini market India yang telah berdiri selama empat dekade. Shalimar Indian Supermarket yang letaknya sejajar dengan Bakmie Gang Kelinci itu menjual berbagai bahan makanan India seperti beras basmati, tepung gandum, bubuk kari hingga bumbu chicken tikka. Supermarket ini juga menjual barang lain seperti gelang dan kalung rudraksha (jenitri).

Dari Gang Kelinci, kami menelusuri jalan-jalan kecil di belakang toko-toko Pasar Baru hingga tiba di sebuah rumah milik Aunty Moghini (70) di Gang Petak Arab. Perempuan India yang membuka katering makanan vegetarian selama tujuh tahun belakangan ini telah memasak penganan khas untuk mengganjal perut keroncongan.

Di meja telah tersaji roti tepung gandum Chapati yang bisa dicocol dengan kari kacang hijau, kari kentang dan kari chole (kacang Arab). Tersedia pula samosa, pastri goreng segitiga berisi kentang rebus berbumbu rempah, yang disebut oleh Adjie sang pemandu sering dipesan oleh kantor asing. 

Untuk menghilangkan dahaga, Aunty Moghini menyiapkan teh tradisional masala yang punya arti harafiah rempah-rempah. Teh masala terbuat dari susu, teh, kapulaga, cengkeh, kulit kayu manis dan jahe.

Setelah mengganjal perut, giliran Sai Study Group (SSG) yang disambangi. Bangunan yang dikelola Yayasan Sri Sathya Sai Baba Indonesia ini terletak di ujung jalan Pasar Baru Selatan. SSG kerap didatangi masyarakat dengan latar belakang agama beragam yang mengikuti ajaran Sai Baba, pendiri Organisasi Sai sedunia yang menjunjung pedoman "Love All Serve All". 

Gokul Resto adalah pamungkas dari tur Little India kali ini. Restoran yang terletak di lantai 4 sebuah toko musik ini menyajikan menu vegetarian untuk makan siang. 

Hidangan yang tersaji meliputi Paratha (roti dari tepung terigu), Mock Chicken Curry ('daging ayam' dibuat dari soya dan jamur), Aloo Mutter (kari kentang dan kacang hijau) juga Papaddum (roti tipis dari tepung lentil hitam, tepung beras atau tepung kentang bertekstur seperti kerupuk). 

Tenggorokan yang haus setelah berjalan kaki di bawah terik matahari terobati dengan Nimbu Pani, lemonade ala India yang terbuat dari jeruk lemon, gula, daun mint, rempah India serta bubuk mangga kering.

Jakarta Food Adventure menyumbangkan sebagian keuntungan dari tur ini dalam bentuk donasi makanan untuk komunitas Berbagi Nasi. Setelah "Little India & The Taste of India", Jakarta Food Adventure juga berencana membuat tur yang mengulas kekayaan kuliner Portugis dan Kampung Tugu, kuliner Betawi dan kuliner Arab tahun ini.



Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016