Madrid (ANTARA News) - Ratusan ribu pengunjuk rasa berpawai di Madrid, Sabtu, guna menunjukkan kemarahan mereka terhadap apa yang mereka katakan "penyerahan diri" pemerintah Spanyol kepada kelompok gerilyawan separatis Basque, ETA. Kemarahan terhadap keputusan pemerintah untuk menjatuhkan tahanan rumah atas pembunuh ganda dari ETA setelah ia jatuh sakit karena melakukan mogok makan, pemrotes berpawai di jalan raya 12-jalur di Madrid, dalam salah satu protes terbesar berhubungan dengan ETA. Dengan diapir oleh kanselir Partai Rakyat (PP), korban ancaman ETA, pemimpin oposisi Mariano Rajoy berjalan di belakang spanduk bertuliskan, "Spanyol bagi kemerdekaan. Tak ada konsesi lagi bagi ETA", sementara puluhan ribu orang mengibarkan bendera Spanyol di belakang dia. "Pemerintah harus memelintir peraturan, menginjak-injak prosedut dan menipu rakyat Spanyol untuk membebaskan seorang teroris yang tak pernah puas," kata Rajoy di hadapan pengunjuk rasa. "Semua itu adalah tuntutan yang diberlakukan teroris pada pemerintah untuk membuktikan i`tikad baiknya. Ini adalah kerugian yang harus dibayar pemerintah karena berunding. ETA tak mengingini perdamaian, kelompok itu mencari kemenangan," katanya. Pemrotes meneriakkan pengunduran diri Perdana Menteri Sosialis Jose Luis Rodriguez Zapatero. Beberapa pemerintah pusat, yang belum dapat dimintai komentar, biasanya menyebutkan jumlah orang yang terlibat dalam protes jauh lebih sedikit. "Ini adalah yang terakhir. Kita telah dijebloskan oleh orang ini yang berusaha memecah Spanyol," kata penasehat pengusaha Asuncion Casanova (50). "Saya dulu mengira Zapatero adalah orang yang menyenangkan, dengan tujuan dan gagasan, tapi sekarang, tidak lagi." Pemerintah menghentikan proses perdamaian setelah ETA setelah mengakhiri gencatan senjata sembilan bulannya dengan membom bandar udara Madrid akhir Desember, dan menewaskan dua orang. Meskipun penentang pemerintah telah berulangkali menguasai jalan-jalan dalam satu tahun terakhir, protes Sabtu adalah yang pertama diselenggarakan oleh PP. Banyak pengulas mengatakan itu merupakan tanda lebih lanjut bahwa PBB telah bergerak menyerang cara Zapatero menangani konflik Basque, bekas daerah konsensus yang tak memihak. Jumat malam, ribuan orang menghadiri protes PP yang lebih kecil di beberapa ibukota wilayah di seluruh Spanyol. Inaki de Juana Chaos, tahanan yang menjadi pangkal masalah, membunuh 12 personil polisi dalam pemboman mobil 1986. De Juana dipindahkan ke satu rumah sakit di Negara Bagian Basque pekan lalu, setelah dirantai di satu tempat tidur di rumah sakit Madrid dan diberi makan secara paksa selama 114 hari mogok-makannya. Segera setelah cukup sehat, ia akan menjalani sisa 18 bulan masa tahanannya di rumah. Ia sudah menjalani 18 tahun karena melakukan 25 pembunuhan tapi melanjutkan mogok makan setelah dijatuhi masa hukuman baru karena ia mengeluarkan ancaman. Pemerintah menyatakan de Juana akan membuat dirinya kelaparan hingga tewas, kalau ia tak dipindahkan, dan hari Jumat, Zapatero mengatakan pemerintahnya takkan mengubah keputusannya. Jajak pendapat dalam harian sayap-kiri dan yang condong ke sayap-kanan memperlihatkan mayoritas tipis warga Spanyol berpendapat pemerintah keliru dengan menjatuhkan tahanan rumah atas de Juana, demikian Reuters.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007