Singapura (ANTARA News) - Pegolf nomor satu Cina, Liang Wen-chong, menundukkan pemain Malaysia, Iain Steel, dalam play-off, Minggu, untuk memenangi Singapura Master. Liang menjadi pegolf Cina kedua yang memenangi turnamen yang termasuk kejuaraan Eropa setelah Zhang Liang-wei, juga di Singapura, pada 2003. Kemenangan tersebut membuatnya berhak mengikuti semua Tur Eropa hingga akhir 2009. Setengah lusin pemain berpeluang merebut gelar tersebut saat tersisa empat lubang dan mereka semua merasakan tekanan yang besar. Pertandingan pun dikacaukan dengan "bogey" dan "double bogey" sehingga terjadi beberapa kali perubahan pemimpin klasemen. Lubang dengan par 16 menimbulkan berbagai masalah dan nuansa pertandingan pun berubah menjadi berlomba keluar dari turnamen, bukan memenanginya. Akhirnya, Steel mengakhiri pertandingan dengan 11 di bawah par dan kemudian Liang melakukan par pada lubang ke-18 untuk menyamakan kedudukan sehingga harus dilangsungkan play-off. Steel, yang berayah seorang Skotlandia dan ibu dari Malaysia, melakukan kesalahan, sehingga "drive" yang dilakukannya membuat bola tercebur ke air pada lubang tambahan pertama. Sementara itu, Liang membuat bola jatuh di "fairway" dan kemudian melakukan "putt" secara baik. Ia lalu mengangkat tangan untuk merayakan kemenangan terbesar sepanjang karirnya itu. Pegolf Inggris, Simon Dyson, tertinggal satu angka di belakang mereka berdua. Empat pemain lain tertinggal dua angka, termasuk Nick Dougherty, juara 2005, dan peringkat kedua tahun lalu. "Saya melakukan `double bogey` pada lubang ke-15 yang sebenarnya mudah. Tapi saya gembira dengan keberhasilan saya untuk bangkit pada beberapa lubang terakhir," kata Liang, lalu mengumumkan akan menyumbangkan hadiah 183.000 dollar AS yang diraihnya untuk mengembangkan golf di Cina. "Saya belum memutuskan bagaimana akan melakukannya tetapi saya akan menyumbangkan semuanya," sambung pegolf berusia 29 tahun itu. "Saya juga sangat gembira menjadi orang Cina kedua setelah Zhang yang memenangi Tur Eropa dan saya berharap kami memberi contoh yang baik untuk generasi mendatang," imbuhnya. Liang, yang besar di wilayah Zhongsan, tempat berdirinya lapangan golf pertama di Cina pada 1980-an, menghabiskan sebagian besar karirnya dengan bertanding di Tur Asia dan Jepang namun kini ia mempertimbangkan untuk maju ke Eropa. "Saya tidak berharap menang sehingga tidak terlalu banyak memikirkan Tur Eropa, tetapi sejak kini saya pasti akan mempertimbangkannya," jelasnya. Steel, yang menghabiskan beberapa tahun bermain di Amerika Serikat dan Kanada sebelum pindah ke Tur Asia pada 2006, mengatakan ia sangat kecewa tetapi telah belajar dari pengalaman tersebut. "Saya sebelumnya sangat percaya diri dan memiliki gambaran bagaimana `tee` pada play-off. Tetapi saya tidak memukul dengan baik, sesederhana itu saja," kata pegolf berusia 35 tahun itu. "Saya harus melihat hal positif dari semua peristiwa. Saya bermain bagus dalam 70 lubang tapi gagal hanya karena dua lubang," lanjutnya. Pegolf Asia lainnya yang pernah menang dalam event Eropa adalah dua pemain Thailand Thongchai Jaidee (Malaysia Terbuka pada 2004 dan 2005) dan Thaworn Wiratchant (Indonesia Terbuka 2005). Pada 2006, pegolf Singapura Mardan Mamat menang pada Singapura Master sementara pemain Korea Selatan Charlie Wie merebut Malaysia Terbuka dan rekan senegaranya Yang Yong-eun mengungguli Tiger Woods untuk memenangi Trofi HSBC Champions. Pegolf India Jeev Milkha Singh mencatatkan namanya dalam daftar tersebut setelah memenangi Volvo Cina Terbuka dan Volvo Master tahun lalu. Namun, peretas jalan untuk mereka semua adalah pegolf Cina Zhang yang memenangi Singapura Master pada 2003, demikian laporan AFP. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007