Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Saleh Husin menghitung potensi bisnis industri perawatan dan perbaikan pesawat atau maintanance, repair and overhaul (MRO) di Indonesia saat ini mencapai 920 juta dollar AS atau Rp12,1 triliun dengan mengacu kurs dolar AS Rp13.200.

"Dalam empat tahun kedepan bisa naik menjadi 2 miliar dolar AS, setara Rp26,4 triliun,” ujar Saleh pada Konferensi Aviation Maintenance Repair and Overhaul Indonesia (AMROI) melalui siaran pers di Jakarta, Rabu.

Saleh mengatakan, sejak peraturan pemerintah mengenai industri jasa penerbangan di Indonesia mulai dilonggarkan pada tahun 2000, pertumbuhan jasa penerbangan melonjak tajam dalam satu dekade terakhir di Indonesia.

Sejumlah industri penerbangan saat ini bersaing ketat merebut pasar domestik dan regional.

Indonesia, lanjut Saleh, dengan jumlah penduduk 250 juta dan wilayah yang cukup strategis, tentu akan membutuhkan sarana transportasi udara untuk mendukung konektifitas antar pulau dan wilayah.

Wilayah Indonesia mencakup sebaran lebih dari 17.000 pulau, membentang sepanjang 5.200 km dari timur ke barat dan 2.000 km dari utara ke selatan.

"Hal ini menjadi pasar yang sangat potensial bagi para investor dunia untuk membangun industri penerbangan di Indonesia," kata Saleh.

Selanjutnya, potensi besar untuk industri penerbangan karena menawarkan kenyamanan dan waktu yang lebih cepat serta mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan memberikan multiplier effect bagi sektor lainnya. Berdasarkan laporan International Air Transport Association (IATA), jumlah penumpang udara nasional akan mencapai 270 juta penumpang pada tahun 2034 atau naik lebih dari 300 persen dibanding pada tahun 2014 dengan jumlah sebanyak 90 juta penumpang.

“Diperkirakan Indonesia akan masuk 10 besar pasar penerbangan dunia pada tahun 2020, bahkan akan menjadi lima besar dunia pada tahun 2034,” kata Menperin. Di sektor tenaga kerja, industri penerbangan global pada saat ini telah menyerap tenaga kerja sebanyak 58 juta orang dengan nilai ekonomi mencapai 2,4 triliun dollar AS. Diperkirakan dalam 20 tahun ke depan industri penerbangan mampu menciptakan lapangan pekerjaan sebanyak 105 juta orang dan menyumbang 6 triliun dollar AS terhadap PDB dunia.

Saat ini, lanjut Saleh, industri penerbangan nasional memiliki 61 maskapai penerbangan niaga didukung oleh 750 pesawat, yang beroperasi terjadwal dan tidak terjadwal. Diperkirakan jumlah pesawat akan mencapai 1.030 pesawat pada tahun 2017.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016