Semua boleh memanfaatkan Candi Borobudur untuk kemaslahatan bersama
Borobudur, Jateng (ANTARA News) - PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko tetap membuka Candi Borobudur Kabupaten Magelang, Jateng, untuk kunjungan wisata saat umat Buddha melakukan prosesi perayaan Waisak 2016 dengan puncaknya pada Minggu (22/5) dini hari.

"Borobudur tetap dibuka untuk wisatawan seperti biasa, hanya saat umat melakukan perayaan dan ritual, mereka harus menghormati agar tidak terganggu," kata Direktur Utama PT TWCBPRB Edy Setijono di Borobudur, Kamis.

Ia mengatakan hal itu setelah pembukaan "Borobudur International Buddhist Conference" di kompleks Taman Wisata Candi Borobudur dengan diikuti ratusan biksu dan umat Buddha berasal dari tujuh negara.

Para wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara, serta masyarakat umum, ujarnya, saat ini harus mulai mendapatkan pemahaman baru terkait dengan Candi Borobudur sebagai "monumen hidup" yang menjadi sumber inspirasi kehidupan bagi semua manusia.

"Semua boleh memanfaatkan Candi Borobudur untuk kemaslahatan bersama," katanya.

Pada kesempatan itu, Edy juga mengatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan kepolisian dan TNI untuk meningkatkan pengamanan di Candi Borobudur, terkait aktivitas kepariwisataan yang bersama waktunya dengan umat Buddha merayakan Waisak.

"Kita tingkatkan kewaspadaan karena keamanan harus utama. Kami sudah bekerja sama dengan kepolisian dan TNI untuk meningkatkan keamanan," katanya.

Ia mengharapkan keramaian perayaan Waisak di Candi Borobudur juga memberi manfaat untuk masyarakat sekitar, berupa peningkatan pendapatan dari usaha ekonomi mereka.

Selama "Borobudur International Buddhist Conference" (19-20 Mei 2016), peserta mengikuti seminar bertema "Borobudur the Mandala of Enlightenment and World Peace" dengan pembicara, antara lain Sekretaris Jenderal Konferensi Agung Sangha Indonesia Biksu Bhadra Ruci Sthavira, Guru Besar Emiritus Universitas Indonesia Noerhadi Magetsari, Kepala Wihara Mendut Biksu Sri Pannyavaro Mahathera, dan A Nepalese Tibetan Buddhist yang juga Foundation for the Preservation of the Mahayana Tradition Touring Teacher Geshe, Geshe Tenzin Zopa.

Mereka juga melakukan wisata ziarah, antara lain prosesi doa di Candi Borobudur saat matahari terbit, dengan dilanjutkan perjalanan ke Candi Mendut, Candi Prambanan, Candi Prambanan, Candi Sewu, Candi Plaosan, dan Candi Kalasan.

Sementara itu, Perwakilan Umat Buddha Indonesia melakukan rangkaian perayaan Waisak 2016 di Candi Mendut dan Candi Borobudur, antara lain bakti sosial pengobatan gratis untuk masyarakat umum, pengambilan air suci di Umbul Jumprit Kabupaten Temanggung dan api dharma di sumber api alam Mrapen, Grobogan, prosesi pindapata di Kelenteng Liong Hok Bio Kota Magelang, ritual persemayaman air suci dan api dharma di Candi Mendut, prosesi jalan kaki dari Candi Mendut ke Candi Borobudur.

Selain itu, tradisi pradaksina di Candi Borobudur, renungan Waisak, dan meditasi detik-detik Waisak pada Minggu (22/5) selama beberapa saat mulai pukul 04.14.06 WIB, dan diakhiri dengan pelepasan lampion.

Pewarta: M. Hari Atmoko
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016