Bandung (ANTARA News) - Walikota Bandung Ridwan Kamil mengatakan tantangan terhadap identitas bangsa yakni Pancasila, bukan lagi pada soal hafalan tetapi bagaimana cara mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

"Bagi saya Pancasila itu seperti nikmat sehat yang kita sering lupakan saat enak, tapi saat sakit, kita baru menyadari nikmatnya. Makanya hari ini tantangannya bukan lagi pada bagaimana menghafal Pancasila tapi menerjemahkannya ke sesuatu yang relevan," kata Ridean Kamil usai menghadiri pembukaan diskusi pembahasan buku, Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat di Gedung Merdeka Bandung pada Senin (30/5).

Dalam implementasinya, Pancasila sila pertama diterjemahkan Ridwan Kamil ke dalam kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan menumbuhkan jiwa berketuhanan seperti program "Maghrib Mengaji" tang mewajibkan anak-anak usia sekolah pergi ke surau atau masjid untuk mengaji setiap jelang Maghrib.

"Selanjutnya, sila kedua dan ketiga saya terjemahkan, salah satunya, menjadi program 'Ayo Bayar Zakat' yang ada apps-nya. Orang muslim Indonesia kalau bayar zakat semua, bisa terkumpul Rp200 triliun nilainya. Selesai itu kemiskinan, sayangnya kan enggak semua bayar zakat. Sila keempat saya terjemahkan menjadi demokrasi yang memberi ruang bagi masyarakat di mana saya mendirikan 10 kelompok masyarakat di Bandung untuk menyampaikan aspirasinya pada saya, ada Dewan Kebudayaan, Pendidikan, Tim Ahli Bangunan dan Gedung, Smart City, Cagar Budaya dan lain-lain," kata Ridwan Kamil yang hadir ke Gedung Merdeka menaiki sepeda itu.

Sementara sila kelim, Keadilan Sosial, diterjemahkan Ridwan Kamil dengan meluncurkan program Kedit Tanpa Agunan bagi masyarakat. Masyarakat membuat kelompok minimal lima orang untuk mendapat kredit sampai Rp30 juta. "Tujuannya supaya bebas rentenir. Perijinan mikrobisnis juga dihilangkan. Saya enggak ingin Pancasila cuma sampai pada bedah buku, tapi apa terjemahannya dalam kehidupan sehari-hari? Saya ingin negeri ini dibangun dengan kekokohan Pancasila tapi diterjemahkan supaya relevan bukan hanya dihafalkan saat upacara yang cenderung membosankan," pungkasnya.

Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat merupakan rangkaian acara peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 yang digelar di Bandung, Jawa Barat.

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016