Yogyakarta (ANTARA News) - Penerbitan Obligasi Retail Indonesia (ORI) pada 2007 diperkirakan mampu menggeser "trend" deposito yang berkembang di masyarakat. "Kupon ORI akan berada di atas rata-rata suku bunga deposito bank-bank milik pemerintah sehingga akan menarik calon investor untuk memindahkan dananya dari deposito ke ORI," kata Dr Fahmy Radhi, pengamat ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Selasa. Fahmy mengatakan selain bunga yang tetap, adanya jaminan penuh dari pemerintah memyebabkan ORI diserbu investor. Berbeda dengan ORI, bunga deposito sangat dipengaruhi tingkat suku bunga dan jaminan pemerintah hanya untuk deposito dengan nominal maksimal Rp100 juta. "Untuk ORI 2007, pemerintah telah menetapkan penerbitan dengan frekuensi tiga kali, yaitu pada 20 Maret, 19 Juni, dan 20 November 2007," katanya. Menurut dia, bank sebagai pihak distributor tidak akan dirugikan dengan pengalihan deposito ke ORI, sebab banyaknya deposito saat ini justru menyebabkan bank memiliki kelebihan dana akibat keengganan bank menyalurkan kredit ke sektor riil. Pemerintah juga diuntungkan karena ORI diterbitkan dalam rupiah sehingga tidak ada risiko fluktuasi dolar. "Walaupun pemerintah harus membayar bunga yang lebih tinggi dibanding meminjam dana dari Bank Dunia, penerbitan ORI menunjukkan keinginan bangsa kita untuk mengurangi ketergantungannya terhadap luar negeri sehingga pemerintah akan lebih bebas menentukan kebijakan yang diambilnya," kata Fahmy.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007