Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia melaporkan kenaikan utang luar negeri (ULN) menjadi 319 miliar dolar AS pada April 2016 atau naik 6,3 persen dibanding April 2015, sedangkan jika dibandingkan Maret 2016, utang bertambah tiga miliar dolar AS.

Kenaikan ULN itu sebagian besar karena jumlah ULN berjangka panjang dan ULN publik yang meningkat, demikian publikasi statistik ULN dari BI yang dikutip Antara di Jakarta, Jumat.

ULN berjangka panjang pada April 2016 mencapai 279,3 miliar dolar AS atau 87,6 persen dari total ULN, dengan pertumbuhan dari tahun ke tahun sebesar 8,3 persen. Pertumbuhan pada April lebih tinggi dari pertumbuhan Maret 2016 yang sebesar 7,9 persen.

Sementara ULN sektor publik tumbuh 15,7 persen atau meningkat dari maret yang tumbuh sebesar 14 persen. Meskipun demikian porsi ULN publik lebih kecil dibanding swasta yakni 48,2 persen atau 152,8 miliar dolar AS berbanding 51,8 persen atau 165 miliar dolar AS.

ULN swasta justru menurun lebih tajam dibanding Maret 2016 yakni 1,1 persen dibanding Maret sebesar 1 persen.

"Pada sektor swasta, posisi ULN pada April 2016 terutama terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,0 persen," tulis BI.

Bank sentral memandang perkembangan ULN pada April 2016 masih cukup sehat, namun perlu terus diwaspadai risikonya terhadap perekonomian nasional.

BI akan terus memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta agar ULN dapat berperan optimal untuk mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko instabilitas makroekonomi.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016