Jakarta (ANTARA News) - Pelatih Jerman Joachim Loew ternyata meragukan kesiapan pemain mudanya untuk berlaga pada Euro 2016 sehingga Jerman tetap menurunkan pemain berpengalaman guna menghadapi Irlandia Utara pada laga terakhir fase grup.

Loew yang sudah memupuk talenta muda untuk regenerasi pemain mendaftarkan gelandang Joshua Kimmich (21), Julian Weigl dan Leroy Sane yang keduanya berusia 20 tahun dalam skuad Euro 2016 ini.

Namun, tidak satu pun dari mereka turun dalam dua pertandingan Jerman pada babak penyisihan Grup C.

Loew sebenarnya bukanlah pelatih yang penakut untuk mempertaruhkan kemenangan tim dengan menurunkan pemain muda pada turnamen besar. Dahulu ia pernah menurunkan Andre Schuerrle dan Mario Gotze yang terbukti efektif untuk Der Panzer.

Namun untuk pertandingan selanjutnya, Jerman sangat memerlukan poin jika ingin melaju ke 16 besar.

"Mereka telah melakukan semua yang diwajibkan dan mereka berlatih dengan baik, tapi ini adalah tim nasional – mereka harus terbiasa dengan tempo dan kualitas permainan,” ujar Loew dilansir dari AFP, Sabtu.

"Kita perlu mendapatkan poin pada waktu yang tepat. Pertandingan berat akan menjadi tekanan tersendiri bagi pemain muda," kata Loew yang sudah 10 tahun menjabat pelatih Jerman.

Bek Jerome Boateng akan menjadi starter dalam laga melawan Irlandia Utara di Paris nanti meski pinggulnya memar akibat menghadapi Polandia.

Bastian Schweinsteiger yang diistirahatkan ketika laga kontra Polandia dan dipersiapkan turun lapangan sebagai starter dalam pertandingan selanjutnya.

"Dia sudah di jalur yang benar," kata Loew mengomentari Schweinsteiger.

Loew menilai kemenangan atas Ukraina adalah hal yang "oke", kendati hasil imbang tanpa gol melawan Polandia membuatnya cukup khawatir.

"Saya tidak perlu mengubah apa pun di lini tengah dan di belakang," katanya yang menurunkan Schuerrle dan Mario Gomez saat melawan Polandia.

Tapi Loew terusik atas komentar yang dibuat mantan kapten Jerman Michael Ballack kepada media dengan menyebut tim Jerman kehilangan "karakter dan kepribadian" serta tidak memiliki pemimpin yang kuat.

"Saya membaca sesuatu dari mantan pemain terkemuka dan membayangkan dalam pikrian ada senyum di wajah saya," lanjut Loew.

"Pada 2014, kami sudah berdiskusi hal yang sama. Kemudian kami memenangkan Piala Dunia dan tiba-tiba semua orang bagaikan pemimpin yang mengagumkan," katanya.

"Sekarang kami ditahan imbang tanpa gol dan diskusi itu muncul lagi. Dalam penuh kejujuran, itu semua sudah dikatakan sebelumnya," pungkas Loew.


Penerjemah: Alviansyah Pasaribu
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016