Kulon Progo, DIY (ANTARA News) - Ribuan Hektare tanaman melon dan semangka yang tersebar di enam kecamatan di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, terendam banjir akibat hujan deras dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah ini pada Kamis (18/6).

Lahan tamanan melon dan semangka atau tanaman hortikultura yang terendam berada di Kecamatan Temon, Panjatan, Wates, Galur, Lendah dan Sentolo.

Ketua Fraksi PKB DPRD Kulon Progo, Sihabudin, saat meninjau lokasi area persawahan di Kulon Progo, Minggu, mengatakan, di Kecamatan Galur dan Lendah ada sekitar 2.000 Hektare lahan hortikultura terendam banjir, belum termasuk pusat tanaman hortikultura di Wates, Panjatan, dan Temon.

"Di wilayah Galur dan Lendah, tanaman semangka dan melon baru berumur satu bulan, dan ada yang siap panen. Kerugian yang dialami petani diperkirakan mencapai miliaran," kata Sihabudin.

Ia mengatakan petani sejak pagi sudah menyelamatkan tanaman mereka dengan memompa air yang menggenangi lahan mereka dengan mesin disel. Tapi, upaya petani tidak dapat maksimal karena saluran irigasi juga masih meluap.

"Kami minta DPU dan Dinas Pertanian Kabupaten Kulon Progo segera mengambil langkah-langkah strategis supaya kerugian petani tidak semakin banyak," katanya.

Anggota Kelompok Tani Bina Karya Ngipik, Bumirejo, Lendah, Slamet mengatakan, dia dan petani lain berusaha menyelamatkan tanaman melon yang berusia 50 hari yang saat ini mulai berbuah.

Tanaman melon seluas 2.500 meter persegi itu terendam sejak semalam. Ia berharap hujan deras tidak kembali mengguyur.

"Kami sudah berusaha membuang air ke saluruan irigasi, tapi belum maksimal. Kami berharap tidak hujan deras lagi. Kalau itu terjadi, kerugian saya bisa mencapai Rp15 juta," katanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kulon Progo, Bambang Budi, sudah menerjunkan petugas untuk melakukan pendataan tanaman melon, semangka dan padi yang terendam bajir.

Ia mengatakan berdasarkan data yang masuk, lokasi tanaman melon dan semangka yang rusak parah berada di Kecamatan Wates, Temon, dan Panjatan.

"Tiga kecamatan tersebut merupakan sentra tanaman hortikultura. Selain itu, masih ada di Kecamatan Galur dan Lendah. Namun demikian, kami belum dapat memastikan luasan tanaman yanh terendam banjir dan total kerugian yang dialami petani," kata Budi.

Pewarta: Sutarmi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016