Brussels (ANTARA News) - Polisi Belgia pada Senin (20/6) menahan enam orang terkait rencana serangan kereta cepat rute perjalanan Amsterdam ke Paris tahun lalu menurut kejaksaan setempat.

Mereka kemudian dibebaskan tanpa dakwaan setelah "verifikasi sederhana" menurut kantor kejaksaan federal Belgia lewat surel kepada kantor berita AFP.

Pada 21 Agustus, pria Maroko Ayoub El Khazzani naik kereta di Brussels dengan membawa senapan Kalashnikov dan beberapa senjata lain, namun aksinya berhasil dicegah oleh sekelompok warga Amerika dan seorang warga Inggris ketika ia mulai melepaskan tembakan.

Sementara Khazzani ditahan dan hakim yang menangani perkara itu memerintahkan enam penggerebekan pada Senin di Brussels,  termasuk empat lokasi di Distrik Molenbeek, yang dianggap sebagai sarang ekstremis.

"Enam orang ditahan untuk dimintai keterangan," kata jaksa, menambahkan bahwa tidak ditemukan senjata atau bahan peledak saat penggerebekan.

Kejaksaan menambahkan hakim yang menangani perkara itu akan memutuskan apakah akan menahan mereka dalam beberapa jam.

Otoritas Belgia pada Sabtu mengenakan dakwaan "usaha pembunuhan teroris" kepada tiga pria setelah menggeledah puluhan rumah dalam penggerebekan terkait laporan ancaman terhadap para penggemar selama Euro 2016.

Penggerebekan dilakukan di seluruh Belgia, termasuk Molenbeek, tempat Khazzani tinggal bersama saudarinya sebelum naik kereta Thalys rute Amsterdam-Paris.

Molenbeek juga menjadi fokus penyelidikan pengeboman Brussels 22 Maret, yang menewaskan 32 orang dan serangan Paris 13 November yang menewaskan 130 orang.

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016