Semarang (ANTARA News) - Pulang ke kampung halaman untuk berkumpul dengan keluarga dan saudara setiap Hari Raya Idul Fitri telah menjadi ritual turun temurun tiap tahun bagi perantauan yang mengadu nasib di sejumlah kota besar di Indonesia.

Jalur pantai utara Jawa Tengah dengan segala ancaman kelancaran lalu lintasnya masih menjadi rute favorit bagi para pemudik, pun tak terkecuali pada arus mudik Lebaran tahun ini.

Dua jembatan yang berada di jalur pantura Jateng saat ini sedang dalam perbaikan sehingga berpotensi menjadi penyebab kemacetan pada arus mudik.

Kedua jembatan itu adalah Jembatan Sungai Pah di Kabupaten Tegal dan Jembatan Sipait di Kabupaten Pekalongan.

Pada perbaikan Jembatan Sungai Pah, kendaraan berukuran kecil dari arah barat (Jakarta) diarahkan melalui jembatan "bailey" atau rangka baja yang hanya bisa dilalui satu arah, sedangkan kendaraan besar seperti bus dan truk dilewatkan jembatan utama di sisi selatan berbagi jalur dengan kendaraan dari arah timur.

Sementara itu, Jembatan Sipait yang di sisi utara juga dalam proses perbaikan sehingga hanya ada jembatan "bailey" dan satu jembatan utama dari arah timur (Semarang) sehingga pemudik perlu mewaspadai kemungkinan terjadi kemacetan lalu lintas.

Terkait dengan hal tersebut, jajaran Polres Pekalongan bersama instansi terkait telah menyiapkan jalur alternatif guna mengantisipasi kepadatan arus lalu lintas di Jembatan Sipait.

Jalur alternatif yang disiapkan tersebut melalui rute Comal-Sragi-Bojong-Kedungwuni-Ponolawen-Kedungwuni.

Kondisi jalur alternatif itu telah siap difungsikan untuk mengurangi kepadatan kendaraan pada arus mudik Lebaran 2016 di jalur pantai utara Jawa Tengah.

Untuk melalui jalur alternatif sepanjang 27 kilometer tersebut, pemudik dari arah barat (Jakarta) belok ke kanan pada pertigaan setelah melewati Jembatan Comal.

Dengan perpaduan aspal dan cor beton, jalan selebar 6 meter sudah cukup nyaman untuk dilewati pemudik, meskipun di beberapa titik terdapat jalan berlubang yang perlu segera mendapat perbaikan guna mengantisipasi kecelakaan.

Kondisi jalan rusak di jalur alternatif Comal-Pekalongan itu banyak ditemui di ruas jalan raya Sragi-Kesesi.

Lampu penerangan jalan pada jalur alternatif yang melewati pemukiman penduduk tersebut juga perlu ditambah, termasuk rambu-rambu peringatan dan penunjuk jalan meskipun sudah ada di beberapa titik.

Pintu keluar jalan tol Pejagan-Pemalang di Brebes Timur juga rawan terjadi kemacetan pada arus mudik tahun ini karena belum berfungsinya lampu pengatur lalu lintas di pertigaan tersebut.

Saat keluar dari jalan tol Pejagan-Pemalang, pengemudi harus ekstra hati-hati dan menunggu cukup lama untuk bisa menyeberang karena padatnya arus kendaraan dari arah barat dan timur.

Dengan segera difungsikannya lampu pengatur lalu lintas di pertigaan "exit" jalan tol di Brebes Timur, diharapkan tidak terjadi antrean kendaraan dari arah tol yang mau ke arah timur.

Selain itu, penggabungan sistem pembayaran tarif tol dengan sistem tiket dikhawatirkan juga menjadi salah satu penyebab kemacetan lalu lintas pada saat arus mudik Lebaran.

Kurangnya informasi atau sosialisasi pengambilan tiket pada gerbang tol Pejagan-Pemalang sebagai bagian dari sistem penggabungan pembayaran tarif jalan tol juga mengakibatkan sejumlah pengemudi kebingungan.

Petugas di gerbang tol bahkan harus berulang kali memberi tahu melalui pengeras suara agar pengemudi mengambil tiket untuk kemudian membayar tarif di gerbang tol Brebes Timur.

Para pemudik juga perlu mewaspadai penyeberang jalan di sepanjang jalur pantura karena cukup banyak pejalan kaki dan pesepeda motor yang menyeberang jalan dengan sembrono.

Para penyeberang jalan itu memanfaatkan celah pada pembatas jalan yang dibangun permanen untuk menyeberang atau berbalik arah.

Minimnya tempat khusus menyeberang beserta rambu-rambu peringatan di jalur pantura juga membuat pemudik harus ekstra hati-hati.

Selain hal-hal di atas, bencana alam berupa banjir juga menjadi ancaman kelancaran arus mudik Lebaran 2016 sehingga perlu segera ada tindakan darurat dari pihak terkait.

Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Kendal mulai Sabtu (18/6) sore hingga tengah malam menyebabkan Sungai Blorong yang melintas di kabupaten setempat, meluap dan membanjiri sejumlah daerah pemukiman penduduk, termasuk jalur pantura di daerah Ketapang.

Banjir dengan ketinggian 50 centimeter di ruas jalan sepanjang kurang satu kilometer itu memacetkan arus kendaraan dari arah barat (Jakarta) dan arah timur (Semarang) hingga puluhan kilometer.

Kemacetan yang disebabkan banjir itu diperparah dengan cukup banyaknya pengendara sepeda motor yang mendorong motornya akibat mogok setelah berusaha melewati genangan banjir.

Jalur pantura ke arah timur Jateng hingga perbatasan dengan Jawa Timur, secara umum dalam kondisi baik dan siap dilalui para pemudik, meski masih terdapat sejumlah ruas jalan bergelombang dan tidak rata.

Meski secara umum siap untuk melayani arus mudik, pemudik yang akan melintas jalur tersebut pada malam hari diminta lebih waspada mengingat minimnya lampu penerangan jalan umum.

Kendati demikian, limpasan air laut yang masuk ke darat atau rob serta kepadatan lalu lintas karena jam pulang dan masuk buruh harus diwaspadai pemudik yang akan melintas jalur Pantura Semarang-Demak saat arus mudik Lebaran tahun ini.

Beberapa waktu terakhir, kondisi beberapa ruas Jalan Raya Kaligawe Semarang yang menghubungkan Kota Semarang hingga Kabupaten Demak tergenang rob sehingga menyebabkan kemacetan lalu lintas dari arah timur hingga puluhan kilometer.

Adapun jam pulang dan masuk buruh tersebut biasa terjadi saat pagi dan sore hari.

Daerah Sayung yang berada di perbatasan antara Kota Semarang dan Kabupaten Demak merupakan salah satu titik yang banyak berdiri pabrik.

Pewarta: Wisnu Adhi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016