Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Malaysia meminta maaf atas pelanggaran wilayah RI yang dilakukan aparat Angkatan Laut Malaysia, di perairan Ambalat pada 24-25 Februari silam. Pernyataan maaf itu disampaikan Menteri Pertahanan (Menhan) Malaysia kepada Menhan RI Juwono Sudarsono dalam pertemuan informal Menhan se-ASEAN di Nusa Dua, Bali, 23-25 Maret 2007. "Karena status wilayah perairan Ambalat yang masih status quo maka kerap menimbulkan salah paham. Mungkin ada forum tersendiri yang akan dipandu Menlu untuk membahas status Ambalat," kata Menhan Juwono Sudarsono usai pembahasan rencana kerja pembangunan nasional 2008 di Sekretariat Negara, Jakarta, Rabu. Juwono mengungkapkan, selain meminta maaf, Menhan Malaysia juga berjanji untuk memberikan pengarahan sebaik-baiknya kepada aparat di lapangan agar tidak terjadi lagi peristiwa serupa. Atas permintaan maaf itu, Indonesia bisa menerima dan mengajukan usulan agar rotasi terhadap para petugas yang melakukan patroli di perbatasan juga diperhatikan, sehingga aksi pelanggaran seperti yang terjadi di Ambalat tidak terjadi lagi. "Kita juga ingin pada pelaksanaan di lapangan, diperhatikan masalah kejenuhan petugas yang melaksanakan patroli, mungkin karena jenuh mereka suka main-main dan mengganggu," ujarnya. Yang penting, aturan pelibatan atau rule of engagement dapat dihormati semua pihak sehingga setiap ada pelanggaran dan dilakukan peringatan kedua pihak mau mematuhi. Juwono memastikan, aparat Angkatan Laut Malaysia sangat mengerti batas wilayah laut antara RI dengan Malaysia. Hanya saja, sulit untuk memastikan titik pangkal atau titik koordinat wilayah laut, hingga sering terjadi pelanggaran yang tidak disengaja. "Mereka sebenarnya mengerti tentang batas wilayah perairan dari negara, tetapi batasan di laut susah dipastikan karena masalah penghitungan titik pangkal dan koordinat sehingga kita memahami tidak ada niat sengaja untuk melanggar," katanya. Tentang pengamanan di Ambalat, Juwono mengatakan, hingga kini masih dilakukan oleh jajaran TNI Angkatan Laut.(*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007