Jakarta (ANTARA News) - Satu hal yang sangat disyukuri penulis Alberthiene Endah saat ini yaitu dia telah selesai menyelesaikan buku biografi "Chrisye Sebuah Memoar Musikal" sebelum sang legendaris berpulang ke Rahmatullah. "Saya bersyukur akhirnya buku itu telah diluncurkan, kalau tidak, saya akan menyesal. Hampir 40 hari setelah buku itu diluncurkan (17 Februari 2007) mas Chrisye meninggal, saya benar-benar terkejut," katanya ketika ditemui di rumah duka jalan Asem II nomor 80, Jakarta Selatan, Jumat. Kurang lebih selama enam bulan, Alberthiene menyelesaikan buku tersebut. Selain keluarga, ia adalah satu-satunya orang yang dekat dengan Chrisye. Kedekatan inilah yang membuat Alberthiene semakin bersemangat menyelesaikan buku itu. "Suatu hari pak Alex Komara menghubungi saya dan mengatakan ada seseorang yang ingin menuliskan pengalamannya. Saya kaget setelah tahu ia adalah Chrisye," katanya. Mulanya Alberthiene mengira Chrisye adalah sosok yang tertutup, tetapi setelah ia mengenalnya, Alberthiene mengaku kagum terhadap kesederhanaan Chrisye. Suatu hari, dalam wawancaranya bersama Chrisye, suami Damayanti Noor ini bertanya kepadanya tentang kemungkinan ia sehat kembali. Pertanyaan ini sangat menyentuh Alberthiene, ia pun memberikan semangat kepada bapak empat putra ini untuk bertahan dan memiliki harapan. Namun, sebesar apa pun Alberthiene memberikan semangat, Chrisye tetap menyadari kondisinya yang semakin memburuk. "Dia adalah orang yang realistis, dia tidak mau dibuai oleh harapan. Mas Chrisye telah berada di titik kepasrahan yang mendalam. Justru itulah yang membuatnya dapat terus bertahan," katanya. Pengalaman menulis buku tentang Chrisye adalah sebuah pengalaman tidak terlupakan bagi perempuan berambut panjang ini. Ia bahkan mengaku telah sangat akrab bersama keluarga Chrisye. "Mas Chrisye pernah menitipkan anak-anaknya kepada saya untuk selalu bersama. Kami sangat dekat. Saya tidak pernah menyangka hari ini saya datang ke rumahnya bukan lagi untuk wawancara atau mengunjunginya, melainkan untuk melayat," katanya. Chrisye memang dikenal sebagai sosok yang ramah dan hangat kepada siapa saja. Namun sejak penyakit menggerogoti tubuhnya, ia menjadi orang yang tertutup, bahkan enggan menemui teman-temannya sesama musisi karena tidak kuat mental. Tetapi menjelang akhir hidupnya ia telah membuka hati dan pikirannya untuk Alberthiene dan diabadikan dalam sebuah buku. Dengan adanya buku ini, kenangan terhadap Chrisye akan selalu terpelihara dan pemikiran-pemikirannya akan bisa dijadikan panutan bagi musisi Indonesia. "Saya bangga bisa bekerja sama dengan seorang Chrisye, menjadi seorang teman dan tempat curahan hatinya," katanya. (*) (Foto: Chrisye dan istrinya, Yanti Noor)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007