Jakarta (ANTARA News) - Perum Bulog menyiapkan dana sekitar Rp6 triliun untuk melakukan pembelian gabah petani sebanyak 1,5 juta ton gabah kering giling (GKG) pada 2007. "Anggaran tersebut saat ini sudah disiapkan, tinggal menunggu penyesuaian setelah kenaikan HPP," kata Dirut Perum Bulog Mustafa Abubakar pada pengumuman Inpres no 3 tahun 2007 tentang Kebijakan Perberasan Nasional di Jakarta, Sabtu. Mustafa menyatakan, setelah diumumkannya HPP gabah yang baru dan diberlakukan mulai 1 April 2007 maka pengadaan beras dalam negeri tersebut juga akan mengalami penyesuaian. Sementara itu untuk melakukan penyerapan gabah petani tersebut, menurut dia, Bulog sudah menyiapkan baik pendanaan maupun satgas yang jumlahnya 4.500 orang. Menyinggung sumber pendanaan untuk penyerapan gabah petani tersebut, Mustafa menyatakan, berasal dari APBN dan kredit bank seperti Bank BRI, Bank Bukopin dan Bank Mandiri. Sebelumnya Menko Perekonomian Boediono mengungumkan kenaikan HPP gabah untuk jenis gabah kering panen (GKP), gabah kering giling (GKG) dan beras antara Rp300-Rp450/kg yang akan diberlakukan mulai 1 April 2007 . Kenaikan HPP yang dituangkan dalam Inpres no 3 tahun 2007 tentang kebijakan perberasanyang tersebut untuk GKP sebesar Rp2000/kg ditingkat petani, GKG Rp2.575/kg di penggilingan dan beras Rp4.000/kg di gudang Bulog. Inpres no 3 tahun 2007 merupakan penyempurnaan Inpres Nomor 13 Tahun 2005 yang mana ketentuan HPP untuk GKP sebesar Rp1.730 per kg, GKG Rp2.280 per kg, dan HPP beras sebesar Rp3.550/kg. Sementara itu menyinggung kebijakan impor beras, dia mengatakan, hal itu hanya akan dilakukan jika ketersediaan beras dalam negeri tidak mencukupi, untuk mencukupi kebutuhan cadangan beras pemerintah dan menjaga stabilitas harga dalam negeri. "Namun demikian pengadaan cadangan beras pemerintah dengan mengutamakan berasal dari pembelian gabah petani dalam negeri," katanya. Mengenai kegiatan Operasi pasar (OP) beras menyusul kenaikan HPP, Mustafa mengatakan, hanya akan dilakukan di daerah-daerah yang memerlukan dan tidak sedang panen sehingga tidak mempengaruhi HPP ditingkat petani. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007