Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada penutupan perdagangan Senin, mencapai rekor tertinggi baru, yakni ditutup naik 18,460 poin atau 1,01 persen menjadi 1.849,384, yang merupakan level tertinggi sejak 2 Januari 2007 yang ditutup di level 1.836,520. Sedangkan, LQ45 menguat 4,497 poin atau 1,15 persen ke posisi 395,414. Volume perdagangan sebanyak 1,675 miliar saham dengan nilai Rp2,632 triliun dari 30.054 kali transaksi. Analis PT Bapindo Bumi Sekuritas, Harry Kurniawan, di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa pergerakan IHSG lebih memperhatikan sentimen domestik terutama laporan keuangan dan laju inflasi bulan Maret. Pada sesi pagi indeks sempat naik 20,724 poin menjadi 1.851,559, namun seusai pengumuman inflasi bulan Maret 2007, indeks sempat bergerak turun hingga 1.839, 852, kemudian pada sesi sore secara perlahan naik kemudian ditutup pada level 1.849,384. Menurut Harry Kurniawan, kenaikan indeks pada pagi hari merupakan respon terhadap pengumuman kinerja sejumlah perusahaan yang positif pada tahun 2006, namun nilai inflasi Maret 2007 sebesar 0,24 persen sempat direspon pasar secara negatif sehingga indeks sempat turun. Ia mengatakan pasar sesungguhnya sudah mengantisipasi nilai inflasi Maret, namun nilai tersebut sedikit di luar ekspektasi pasar. Untuk perdagangan Selasa, Harry memperkirakan, pasar akan sepi sentimen, karena sentimen dari dalam negeri relatif tidak ada sementara sentimen dari luar juga minim, sehingga ia memperkirakan pasar besok akan bergerak ke teritori negatif. Pada perdagangan Senin saham yang naik mendominasi pasar sebanyak 94 jenis dibanding yang turun 72 dan 60 bergerak mendatar. Kenaikan IHSG dipimpin oleh saham-saham perkebunan seperti Astra Agro Lestari (AALI) dan London Sumatra (LSIP), saham-saham perbankan seperti Bank BRI (BBRI), Bank BCA (BBCA) dan Bank Danamon (BDMN), serta pertambangan seperti Internasional Copper (INCO), PT Timah (TINS) dan PT Aneka Tambang (ANTAM). Sedangkan, saham-saham yang turun seperti HM Sampoerna (HMSP), PT Unilever (UNVR), PT Medco (MEDC) dan Bimantara (BMTR). (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007