Jakarta (ANTARA News) - Tim dokter RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita membantah Mohammad Ma`ruf, yang menjabat Menteri Dalam Negeri (Mendagri), dalam kondisi koma atau kritis, seperti pemberitaan media massa akhir-akhir ini. "Orang bilang kalau Pak Ma`ruf koma. Bukan koma, tapi kita buat seperti koma, yakni ditidurkan dengan obat," kata Direktur Pelayanan Medis, Dr Andang Yusuf, yang bekerja sama dengan tim Komite Medik RS Harapan Kita memantau kondisi kesehatan Mendagri, di Jakarta, Selasa. Andang mengatakan, keputusan untuk menidurkan Ma`ruf lantaran terjadinya penyembaban di bagian otak Ma`ruf. Langkah itu untuk menghindari perluasan penyembaban. Dia belum bisa memastikan sampai kapan langkah medis itu akan ditempuh. "Kami akan pantau terus kondisinya," katanya. Ma'ruf, lanjutnya, akan mulai disadarkan, jika kondisi fisik terutama otak sudah mulai pulih. Proses tersebut dilakukan dengan mengurangi obat yang digunakan untuk menidurkan Ma'ruf. Andang mengatakan, kesehatan Ma`ruf dipengaruhi sejumlah gangguan, yaitu gangguan jantung, paru-paru, dan otak. "Paru-parunya mulai membaik, tapi tetap kita pantau setiap hari," katanya. Hingga Selasa siang sejumlah pejabat tampak datang menjenguk, diantaranya Gubernur Maluku Utara, Thaib Armaiyn, Gubernur Jawa Timur, Imam Utomo, dan Wakil Ketua DPRD Jatim, Suhartono. Suhartono mengatakan, Ma'ruf mulai sadar walaupun tidak bisa dibesuk dalam jangka waktu lama. "Dia sudah bisa batuk-batuk," katanya. Beberapa dokter, lanjutnya, berada di ruang perawatan untuk memantau perkembangan kesehatan Ma`ruf. Sejumlah alat bantu pernafasan juga masih terpasang di tubuhnya. Salah satu rekan terdekat M. Ma'ruf, Christ Retraubun, membantah tegas sakitnya Menteri tersebut terkait isu reshuffle. "Itu rumor yang tidak bijaksana sekali," kata pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum FORSI (Forum Sosialisasi Indonesia) itu. Menurut dia, hingga menjelang masuk (dirawat) di rumah sakit, frekuensi kegiatan Ma'ruf sangat padat. Ma'ruf banyak menghabiskan waktu dengan berbagai kegiatan di departemen, diklat, istana, dan lain-lain. "Nah, ini yang mengakibatkan kita tahu ya `overload`, sehingga ya namanya menteri kan juga manusia biasa yang bisa lemah dan jatuh sakit. Jadi, tidak ada kaitannya dengan isu 'reshuffle'," katanya. Ma`ruf dirawat di Rumah Sakit Harapan Kita sejak Jumat (30/3). Ia dalam kondisi tidak sadarkan diri (diistirahatkan dengan pengaruh obat) sejak Sabtu sore (31/3) untuk menghindari pecahnya pembuluh darah di otak. Ia dirawat di CVCU (Cardiac Vascular Care Unit) ruang katerisasi jantung lantai 2 Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007