Bantul (ANTARA News) - Kelompok tani Pedukuhan Kedon, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, optimistis bisa meningkatkan produktivitas panen kedelai pada musim tanam Agustus-Oktober tahun ini.

"Kami tetap optimistis produksi panen kedelai musim tanam kali ini meningkat, apalagi tahun ini kelompok mendapat bantuan benih dari pemerintah," kata Ketua Kelompok Tani (Poktan) Mandiri Pedukuhan Kedon, Sumbermulyo Suwanto di Bantul, Sabtu.

Menurut dia, menanam kedelai sudah menjadi jadwal rutin setiap tahun kelompok tani yang menggarap lahan pertanian seluas 40 hektare, sebab selama setahun petani setempat menerapkan pola tanam padi-padi-palawija, tanaman palawija di sini jenisnya kedelai.

Ia mengatakan selama ini produktivitas panen kedelai kelompoknya rata-rata 1,8 ton per hektare, sementara kenaikan produksi panen kedelai yang ingin dicapai rata-rata 2,1 ton per hektare, sesuai yang ditargetkan Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul.

"Selama ini untuk cari benih kedelai petani harus membeli, namun alhamdulillah musim tanam sekarang ada bantuan. Semoga dengan kehadiran kepala dinas bisa memberi semangat petani untuk lebih giat," katanya.

Bantuan benih kedelai yang diberikan kepada poktan Mandiri beberapa waktu lalu berupa dua ton benih, satu ton benih merupakan benih subsidi, sementara satu ton benih lainnya diberikan gratis. Kebutuhan benih tiap hektare sebanyak 50 kilogram.

"Kami mulai tanam kedelai pada 16 Agustus, kalau cuaca normal tanaman kedelai bisa dipanen pada umur 80 hari. Meskipun saat ini musim kemarau basah, kami tetap berupaya mengoptimalkan panen," katanya.

Sementara itu, berkaitan dengan arahan Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul Pulung Haryadi agar petani menyimpan sebagian hasil panen kedelai untuk perlakuan benih, Suwanto mengatakan, akan mengupayakan pada hasil panen mendatang.

"Selama ini kam8 belum pernah menyimpan, karena kebanyakan dijual semua. Petani enggan menyimpan kedelai karena pertimbangan khusus yaitu ruangan yang harus kedap udara. Ke depan ini perlu dicoba," katanya.

Pewarta: Heri Sidik
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016