Samosir (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjanjikan tambahan satu kapal feri dan perbaikan dermaga paling lambat akhir 2016 untuk menunjang sektor pariwisata di Kabupaten Samosir.

"Masalah kekurangan feri, sehingga Sabtu Minggu kurang. Saya siapkan moga-moga tahun ini bisa, feri yang paling baik karena ini tempat wisata. Dermaga perlu sentuhan sedikit kalau bisa juga tahun ini," kata Jokowi kepada warga Samosir dalam kunjungan kerjanya ke Provinsi Sumatera Utara, Minggu.

Terkait air bersih dan listrik yang juga banyak dikeluhkan warga karena keterbatasannya, Presiden juga berjanji akan meminta jajarannya agar menindaklanjuti ke lapangan dalam waktu secepatnya.

Presiden juga menyoroti keberadaan dan perintisan pembangunan Akademi Pariwisata yang penting sekali di kawasan itu.

"Saya turunkan tim dulu, kesiapan SDM dosen, lahan, kalau sudah dapat jawaban saya sampaikan secepatnya," kata Presiden.

Presiden mengatakan sekitar tiga hingga empat bulan lalu ia telah berkunjung ke Silangit yang memiliki bandara tapi belum terpelihara dengan baik karena tidak ada pesawat yang beroperasi di dalamnya.

Saat itu, ia meminta agar landasan pacu bandara tersebut diperpanjang, dan terminal diruntuhkan sehingga dalam sepekan sudah berganti dengan bangunan baru.

"Ditargetkan runway dan terminal selesai akhir tahun ini sehingga makin banyak turis dan uang beredar di sini dan meningkatkan pendapatan," katanya.

Di samping itu, Jembatan Tanah Ponggol juga akan dimulai pembangunannya pada 2017 sehingga diharapkan selesai paling lama dua tahun kemudian.

Saat hadir berkunjung ke wilayah itu, Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo disambut meriah masyarakat di Desa Wisata Desa Tomok Kecamatan Siminando Kabupaten Samosir.

Hadir pada kesempatan itu Menpar Arief Yahya, Mensesneg Pratikno, Menteri LHK Siti Nurbaya, Menhub Budi Karya Sumadi, dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

Bupati Samosir Rapidin Simbolon ketika menyampaikan sambutannya menyampaikan terima kasihnya atas pembangunan jalan lingkar Samosir dan penambahan pasokan listrik dari 5 MW menjadi 30 MW.

Ia pun membeberan sejumlah persoalan yang dihadapi hingga saat ini.

"Belum terpenuhi kebutuhan dasar 850 KK (kepala keluarga), belum teraliri listrik terutama di pegunungan. Air bersih yang terlayani di pesisir saja," ujarnya.

"Masih banyak yang membakar hutan sudah ditangkap empat orang sedang diproses hukum, BNPB juga mendatangkan heli untuk antisipasi kebakaran," katanya melanjutkan.

Persoalan lain kata dia, adalah masalah irigasi, apalagi 85 persen masyarakat di wilayah itu adalah petani.


Pewarta: Agus Salim
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016