Shanghai (ANTARA News) - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dengan berbagai cara terus memperkenalkan pariwisata Indonesia melalui promosi "Wonderful Indonesia" kepada masyarakat internasional, antara lain China.

Pada akhir pekan ini, Kemenpar melakukan promosi pariwisata dari lantai 100 gedung Shanghai World Financial Centre (SWFC) Observatory, Shanghai dan memanfaatkan platform membaca "online" terpopuler di China, Ximalaya, bersamaan dengan pelaksanaan Shanghai Book Fair.

Upaya memperkenalkan "Wonderful Indonesia" itu dilaksanakan bersamaan dengan peluncuran buku Discovery Indonesia edisi kedua. Buku berbahasa Mandarin itu ditulis oleh Dou Yun Yun, reporter CCTV yang bertugas di Indonesia dalam lima tahun terakhir.

Di kegiatan yang terpisah itu, masing-masing gerai Kemenpar dikunjungi banyak pengunjung, yang kebanyakan anak muda. Mereka terlihat antusias bertanya tentang destinasi wisata di Indonesia, sambil memegang brosur wisata dan souvenir yang dibagikan.

"Booth" atau gerai itu juga dikunjungi warga asing lainnya seperti Prancis yang sedang berkunjung ke Shanghai. Ditanya apakah dia tertarik untuk berkunjung ke Indonesia, ia mengatakan, "Mungkin tahun depan."

Kegiatan promosi wisata di lantai 100 gedung SWFC Observatory, yang dibuka untuk umum dengan memberi tiket seharga 180 yuan itu, diawali dengan tarian Bajidor Kahot dari Jawa Barat, yang dilakukan oleh empat puteri Tiongkok yang orang tuanya berasal dari Indonesia. Mereka juga menari Lenggang Nyai dari Betawi.

Banyak pengunjung yang minta foto bersama dengan penari yang menggunakan kostum menari sesuai dengan asal daerah tariannya.

Zheng Ying, Xue Yu Fang, Wu Yan Lin dan Wu Rui Fen saat ini tinggal di Ying De, wilayah perkebunan teh, dekat Guang Zhou, memang giat menari tarian Indonesia dengan guru tari dari Indonesia, yang disediakan oleh KJRI di Guang Zhou.

Mereka bergabung dalam kelompok tari Pelangi Indonesia di bawah kepemimpinan Hui Lan, perempuan asal Aceh yang pindah ke China pada 1960. Kelompok mereka memang sering tampil di acara yang memperkenalkan pariwisata Indonesia di Tiongkok.

Menurut Hui Lan, anak-anak warga Tiongkok keturunan Indonesia memang terus diperkenalkan dengan budaya Indonesia melalui tarian dan berbahasa Indonesia.

Buat mereka, katanya, peristiwa lalu hanya menjadi sejarah. Mereka tetap cinta Indonesia meski kini mereka telah menjadi warga negara China.

Dalam kesempatan itu, Titik Lestari dari bagian Peningkatan dan Pengembangan Pasar Asia Pasifik Kemenpar menjelaskan bahwa Indonesia pada tahun ini menargetkan 2,1 juta wisatawan dari China.

China, katanya, adalah salah satu negara di dunia yang diberikan bebas visa kunjungan wisata oleh pemerintah Indonesia.

Dengan diluncurkannya Discovery Indonesia, Titik mengharapkan masyarakat China lebih dapat mengenal pariwisata Indonesia karena buku itu ditulis Dou Yun Yun yang pada masa penugasannya di Indonesia banyak berkeliling ke sejumlah wilayah. Setelah itu diharapkan mereka dapat mengunjungi Indonesia.

Indonesia, katanya, terus fokus mempromosikan destinasi wisata di sejumlah wilayah. Dengan demikian target kunjungan wisatawan, khususnya dari China, pada tahun ini diharapkan tercapai.

Sementara itu, Konsul Muda Penerangan dan Sosial Budaya KJRI di Shanghai Irman Nasution mengatakan pihaknya selalu mendukung Kemenpar dalam mempromosikan "Wonderful Indonesia".

Tahun ini pihaknya menyelenggarakan pameran pariwisata dan mengorganisir fun trip ke Indonesia. Selain itu, pihaknya juga bekerja sama dengan biro wisata dalam menyediakan pemandu wisata berbahasa Mandarin.

Ia juga mengungkapkan kemungkinan dibukanya rute penerbangan baru ke Indonesia.

Adanya buku yang ditulis Yun Yun, katanya, diharapkan bisa membantu kerja KJRI Shanghai dalam memperkenalkan pariwisata Indonesia.

Dalam upaya lebih memperkenalkan pariwisata Indonesia, Kemenpar juga menunjuk selibritas Shanghai, Rong Rong, untuk menjadi duta wisata Indonesia di Shanghai.

Rong Rong menyatakan ia merasa tersanjung atas penunjukan tersebut dan berjanji akan membantu dalam lebih memperkenalkan pariwisata Indonesia di Shanghai.



Ximalaya

"Wonderful Indonesia" juga diperkenalkan melalui Ximalaya, platform membaca "online" di seluruh China dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan asal Tiongkok ke Indonesia. Melalui platform itu "user" secara "online" dapat mendengarkan orang membaca buku, yang judulnya bisa dipilih sesuai dengan keinginan.

Namun kini platform itu sudah diperluas dengan bisa mendengarkan wawancara dengan berbagai narasumber.

Peluncuran brand pariwisata Indonesia itu ditandai dengan wawancara langsung antara Titik Lestari dengan Tian Tian dari Ximalaya dan ditemani oleh Dou Yun Yun, di tengah pelaksanaan Shanghai Book Fair di Shanghai Exhibition Centre, Shanghai.

Promosi melalui Ximalaya yang didirikan oleh Yu Jian Jun dan memiliki sekitar 2,8 miliar user di seluruh China itu diharapkan menjadi langkah efektif dalam mempromosikan pariwisata Indonesia kepada warga Negeri Tirai Bambu itu.

Apalagi peluncurannya dilaksanakan bersamaan dengan Shanghai Book Fair yang rutin digelar setiap tahun dan merupakan salah satu pameran buku terbesar di dunia, yang sukses setiap tahunnya menarik 10 juta pengunjung.

Dalam wawancara itu, Titik menjawab pertanyaan seputar destinasi wisata apa saja yang Indonesia tawarkan serta bagaimana mengunjungi lokasi tersebut, termasuk berapa besar biayanya.

Kemenpar tampaknya terus berpromosi ke sejumlah negara dalam rangka mencapai target kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun ini. Berbagai cara pun ditempuh, termasuk berpromosi dari lantai 100 gedung SWFC Observatory di Shanghai.

Pewarta: Ahmad Buchori
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016