Rio de Janeiro (ANTARA News) - Ratusan pengunjuk rasa menduduki sebuah kantor pemerintah di ibu kota Brasil untuk menuntut pemberian tanah pertanian bagi 120.000 keluarga tanpa rumah dan sejumlah reformasi lainnya.

Aksi pada Senin waktu setempat itu merupakan salah satu gerakan reformasi agraria paling besar di Brasil.

Dengan tajuk demonstrasi "bagi mereka yang tersingkirkan," organisasi Gerakan Buruh Tanpa Tanah (MST) di Brasil dan sejumlah kelompok petani lainnya berhasil menduduki kantor pusat Kementerian Perencanaan Pembangunan di Brasilia, demikian keterangan tertulis dari MST, seperti dikutip Reuters.

"Tuntutan kami adalah pemberian tempat tinggal bagi lebih dari 120.000 keluarga yang saat ini harus menempati tenda-tenda non-permanen di berbagai belahan negara," kata MST, merujuk pada pemukiman informal yang banyak terdapat di Brasil.

Kementerian Perencanaan tidak membalas permintaan komentar dari wartawan. Mereka juga tidak mengeluarkan pernyataan resmi atau pun memperbaharui status di akun resmi Twitter mereka.

Hampir lima juta keluarga di negara terbesar di kawasan Amerika Selatan tersebut merupakan keluarga yang tidak mempunyai tanah, demikian sebuah penelitian dari Universitas Windsor di Kanada menunjukkan pada 2016.

Satu persen dari keseluruhan penduduk Brasil kini menguasai sekitar 45 persen tanah di negara tersebut.

Pemerintah Brasil mengaku tengah bekerja keras mereformasi distribusi tanah. Namun demikian, proses tersebut kerap kali terhambat oleh sengketa klaim dan kepemilikan yang tidak jelas di beberapa wilayah.

Unjuk rasa pada Senin juga mendesak dukungan pemerintah yang lebih besar bagi para petani dalam urusan teknis. Selain itu, para demonstran meminta pemerintah menghentikan rencana pencabutan aturan batasan kepemilikan lahan pertanian oleh warga negara asing.

"Penjualan segala macam tanah bagi warga negara asing telah mengancam kedaulatan nasional kami," kata MST.

Pemerintah sendiri beralasan bahwa penjualan tanah kepada pihak asing akan membantu pertumbuhan ekonomi di tengah resesi yang terjadi saat ini.

Di sisi lain, MST juga menolak pengangkatan Michel Tener menjadi presiden menggantikan Dilma Rouseff--sekutu MST-- yang dimakzulkan oleh Senat pada pekan lalu.

Temer meremehkan demonstrasi yang juga terjadi di berbagai kota lain tersebut. Menurut dia, para demonstran itu hanyalah "sekelompok kecil" yang "tidak mewakili" 204 juta penduduk Brasil.

(Uu.G005)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016