Jakarta (ANTARA News) - Asosiasi Maskapai Penerbangan Nasional (Inaca) menilai peluang bisnis sewa pesawat di Indonesia masih positif di tengah perubahan pangsa pasar global.

Ketua Penerbangan Carter Inaca, Denon Prawiraatmadja, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, menjelaskan perubahan pangsa pasar dalam dua tahun belakangan ini, yaitu lesunya permintaan dari sektor minyak, gas dan pertambangan.

"Sehingga, bisnis penerbangan carter pada industri tersebut, berkurang," katanya.

"Kita harus membangun bagaimana transportasi ke daerah pedalaman, baik yang sudah ada penerbangan berjadwal maupun untuk pengembangan dengan penerbangan carter," katanya.

Selain itu, dia mengatakan, penerbangan sewa alias tidak berjadual juga bisa mendukung sektor pariwisata.

Denon menambahkan untuk membangun dan mengembangkan peran operator penerbangan bisnis dan carter di Indonesia, diperlukan peran pemerintah.

Menurut dia, ada beberapa peraturan yang perlu ditinjau dan dipelajari kembali dan diharapkan tidak menjadi penghambat.

"Saya percaya, pemerintah mendukung untuk perkembangan kita dan kita pun harus banyak berdiskusi dengan pemerintah," katanya.

Untuk itu, dia mengatakan, mengumpulkan sejumlah pebisnis di bidang carter pesawat dalam Indonesia Business & Charter Aviation Summit (IBCAS) 2016 untuk membahas bisnis carter seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia, industri penerbangan bisnis dan carter nasional mengalami diversifikasi aktivitasnya dalam mengoperasikan pesawat-pesawat jet bisnis sayap tetap.

Dalam pertemuan tersebut akan dibahas menggenai pijakan penting untuk operator penerbangan bisnis dan carter nasional, FBO (Fixed Base Operations), manufaktur pesawat, MRO (Maintenance Repair Overhaul, penyewaan pesawat (lessor), serta konsultan dan penyedia jasa solusi.

Para pelaku bisnis tersebut yang datang dari berbagai negara hadir dana mengeksplorasi peluang-peluang untuk bekerja sama dengan para pelaku bisnis nasional tersebut.

Sekretaris Jenderal Inaca, Tengku Burhanuddin, mengatakan, IBCAS 2016 yang diselenggrakan untuk kedua kali ini yang hadir dari mancanegara cukup banyak, hampir 40 persen dari seluruh peserta yang sekitar 300 orang dari lebih dari 15 negara.

"Mereka yang datang bukan sembarang orang, tapi dari asosiasi-asosiasi perusahaan penerbangan bisnis dan carter di seluruh dunia," katanya.

Ketua-ketua asosiasi yang berhubungan dengan operator penerbangan bisnis dan carter, seperti dari ASBAA (Asian Business Aviation Association) dan IBAC (International Business Aviation Council), juga dari industri penerbangan carter dunia, hadir untuk memberikan pandangan mereka tentang dunia penerbangan bisnis dan carter di dunia.

Di samping itu, operator penerbangan bisnis dan carter nasional serta regulator juga menyampaikan, bagaimana dunia tersebut di Indonesia, baik bisnisnya maupun regulasinya.

"Kami mengharapkan industri penerbangan bisnis dan carter nasional bisa menjadi lebih baik karena kita mengarah pada tujuan akhirnya industri tersebutkan menjadi lebih berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional," katanya.

Selain itu, dia berharap mendapatkan ilmu yang sejajar dengan mereka yang bertaraf internasional.

Saat ini, Indonesia memiliki 48 operator penerbangan bisnis dan carter, baik yang beroperasi untuk mengangkut penumpang maupun kargo.

Di antara 48 operator tersebut, 19 operator teregistrasi sebagai anggota Inaca.

Pewarta: Juwita Rahayu
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016