Jakarta (ANTARA News) - Bank Jawa Barat-Banten (BJB) menyatakan telah memasang bunga kredit mikro satu digit yakni 8,71 persen untuk kredit mikro utama (KMU).

"Bunga kredit kita sudah turun, kredit mikro menjadi 8,7 persen sejak Agustus 2016, sejalan dengan penurunan bunga deposito," kata Direktur Utama BJB Ahmad Irfan dalam Seminar Pengembangan UMKM yang diselenggarakan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) di Jakarta, Rabu.

Selain KMU, kata Irfan, kredit untuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga disalurkan melalui Kredit Cinta Rakyat (KCR) yang tingkat bunganya sebesar 8,3 persen.

KCR merupakan kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, untuk menyalurkan kredit dengan target bertambahnya 100 ribu wirausaha UMKM baru.

Dia menargetkan pertumbuhan total kredit sektor UMKM dapat mencapai 10 persen pada akhir 2016. Hingga Agustus, jika digabungkan seluruh lini kredit UMK, pertumbuhan sektor tersebut mencapai 7,9-8 persen.

"Total kredit UMKM yang sudah kita salurkan per Agsutus sebesar Rp4,5 triliun," ujarnya.

Porsi kredit UMKM, lanjut Irfan, juga menjadi andalan BJB untuk mencapai target pertumbuhan kredit sebesar 13-14 persen secara tahuan (year on year) pada tahun ini.

Per Juni 2016, kredit BJB tumbuh 15,2 persen.

"Selain UMKM, kita andalkan juga kredit infrastruktur yang sudah tumbuh 50 persen, dan kredit komersial lainnya," kata dia.

Irfan mengakui, untuk mendongkrak kredit UMKM, pihaknya harus antsipatif untuk membendung risiko kenaikan rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL). Tahun lalu, NPL secara keseluruhan sektor kredit BJB mencapai 3,6 persen.

Menurut Irfan sejak awal tahun, BJB sudah memperbaiki bisnis proses kredit UMKM, melalui perbaikan manajemen risiko, maupun penyempurnaan infrastruktur penyaluran kredit.

Di sisi lain BJB juga melakukan pemberdayaan kepada nasabah melalui program masyarakat ekonomi terpadu, untuk meningkatkan kualitas bisnis wirausaha.

"UMKM itu bisnisnya tidak terpetakan, latah. Jadi banyak yang pada mengikuti, tapi tidak tahu kualitas atau produknya, Jadinya tidak berkelanjutan, kami perlu membuat edukasi dengan pemberdayaan ini," ujarnya.

Dengan konsolidasi perbaikan kualitas kredit tersebut, Irfan mengklaim, NPL seluruh kredit BJB turun dari 3,6 persen menjadi 1,94 persen pada Agustus 2016.

"Di sisa tahun, kami ingin NPL untuk UMKM bisa terus lebih rendah. Sekarang memang masih tinggi, tapi secara keseluruhan NPL, kita sudah turun jauh," ujarnya.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016