Taipei (ANTARA News) - Taiwan pada Selasa melakukan dua pelatihan militer, termasuk serangan udara di ibukota Taipei untuk menguji kemampuan pertahanannya menghadapi China. Dalam satu simulasi pelatihan pada Selasa pagi berupa satu serangan singkat mendadak oleh Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA), para pemimpin pemerintah dievakuasi ke komando nasional yang diperkuat pertahanannya di pinggiran kota Taipei. Penduduk di kota itu bergegas lari ke tempat-tempat perlindungan Selasa petang ketika sirene berbunyi, yang menandakan awal pelatihan serangan udara. Sekolah-sekolah dan pabrik-pabrik untuk sementara tutup, tapi sistem transit cepat massal tidak dihentikan. Ketegangan antara Taiwan dan China meningkat sejak Presiden yang mendorong kemerdekaan Chen Shui bian dipilih menjadi presiden tahun 2000. Ia kemudian dipilih kembali tahun 2004. China menganggap Taiwan bagian dari wilayahnya dan berulangkali mengancam akan menduduki pulau itu jika mengumumkan kemerdekaan secara resmi. "Hanya dengan terus melakukan praktek dan verifikasi dari kemungkinan rencana-rencana yang ada selama waktu damai dapat mengurangi kehancuran dan kerugian dalam hal terjadi perang," kata presiden itu setelah pelatihan tersebut. "Melalui pelatihan , kemampuan pemerintah untuk menangani krisis telah meningkat," katanya dalam satu pernyataan yang disiarkan Dewan Keamanan Nasional, yang menyelenggarakan pelatihan itu. Wakil Presiden Annette Lu, PM Su Tseng chang dan satu kelompok para pejabat kabinet juga ikut dalam pelatihan itu. Tapi pelatihan-pelatihan itu diganggu oleh pengumuman kementerian pertahanan, Senin bahwa pihaknya melakukan satu penyelidikan terhadap kebocoran data militer oleh seorang kolonel angkatan darat yang memainkan peran di pelatihan perang terbesar tahun ini, bersandi "Han Kwang 23". Kementerian itu mengatakan kolonel itu mengambil satu dokumen USB yang berisikan informasi yang mensimulasi satu serangan oleh China. Dokumen itu juga berisikan data penting menyangkut "Po Sheng" (Kemenangan Luas), program militer yang diluncurkan Taiwan tahun 2003 untuk meningkatkan kemampuan-kemampuan komunikasi, intelijen dan pengintaian angkatan bersenjatanya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007