Bandung (ANTARA News) - Belasan pasangan berlengak-lenggok mengikuti iringan musik latin, cha-cha, rumba, dan jive di lantai dansa pertandingan babak penyisihan nomor pre amateur latin pada Pekan Olahraga Nasional XIX di Bandung, Jawa Barat, Selasa.

Mereka tampil prima, bukan hanya dalam gerak tapi juga dari sisi kostum dan tata rias atau layaknya seorang raja dan ratu dansa.

Pakaian berwarna mencolok yang dikenakan atlet dipadukan dengan hiasan batu stroinski sehingga kesan mewah demikian melekat bagi yang memakainya.

Bahan pakaian juga sangat lembut dan lentur. Ketika pedansa berputar 360 derajat maka rok turut mengembang membuat gerakan menjadi lebih sempurna.

Lantaran itu, jangan heran jika baju yang dikenakan atlet dansa ini harganya bisa puluhan juta rupiah dan mesti diimpor dari luar negeri.

Maryam, atlet dansa asal Kalimantan Utara mengaku dirinya mengenakan kostum yang harganya diatas Rp20 juta. Ia juga memiliki beberapa buah sebagai koleksi pribadi.

"Karena saya bertanding memperkuat daerah, jadi kostum dibelikan KONI," kata dia.

Selain pakaian, sepatu juga merupakan bagian terpenting untuk menunjang penampilan atlet dansa.

Demi kenyamanan dalam berlenggak-lenggok di lantai dansa, menurut Maryam, sepatu juga harus berkualitas baik sehingga saat dikenakan sangat nyaman dan tidak ada keraguan akan patah pada bagian penyangganya.

"Sepatu saya ini harganya Rp2 juta. Sebenarnya, saya bisa saja pakai sepatu yang lebih murah, tapi khawatir tidak nyaman, sementara kami dituntut berforma maksimal saat bertanding," kata dia.

Mantan atlet nasional dancesport asal Kalimatan Selatan Kriswandoyo mengatakan, kostum merupakan bagian terpenting dari penampilan atlet selain kemampuan berdansa.

Sejumlah atlet menyakini bahwa konstum yang mewah akan mampu mengesankan juri.

"Biasanya atlet yang sudah berlebel juara tidak akan mau pakai konstum biasa-biasa saja. Jika mau yang bagus, sekitar Rp30 juta ke atas dan harus beli di luar negeri, jika mau murah sedikit bisa beli di Tiongkok," kata dia.

Menurut atlet yang sudah menggeluti dansa sejak 1999 dan sempat memperkuat Indonesia pada ajang SEA Games ini, produk lokal belum mampu mengimbangi buatan luar negeri.

"Ada buatan lokal untuk kalangan pemula dengan harga sekitar Rp400.000, tapi jika untuk yang benar-benar bagus dengan batu stroinski, sejauh ini masih impor dari luar negeri," kata dia.

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016