Jakarta (ANTARA News) - Pelaksanaan lomba senam poco-poco maraton nusantara dalam gelaran The Association for International Sport for All (TAFISA) World Games atau Pesta Olahraga Masyarakat 2016 di Jakarta merupakan usaha untuk mempopulerkan kembali senam di sekolah-sekolah.

Hal ini disampaikan oleh panitia pelaksana kegiatan bertajuk "Wonderful Poco-Poco Marathon Festival" tersebut, Henny Cahyanti, yang juga anggota Hubungan Internasional Forum Olahraga Kreasi Budaya Indonesia (FOKBI) kepada Antara di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Jumat.

"Senam poco-poco ini harus terus disosialisasikan ke SD, SMP dan SMA agar bisa menjadi seperti senam kesegaran jasmani (SKJ) yang sempat dipraktekkan beberapa kali dalam seminggu," ujar Henny.

Menurut dia, senam poco-poco sangat "energik" dan mudah disenangi karena gerakannya sederhana dan tidak terlalu sulit dilakukan.

Selain itu, walau bisa dibakukan, gerakan dalam poco-poco bisa dikreasikan dalam bentuk lain, disesuaikan dengan karakteristik masing-masing.

"Misalnya, bisa dipadukan dengan gerakan seperti mencangkul, memanah, mendayung atau gerakan olahraga seperti sepak bola, tinju," kata Henny.

Sebagai salah satu usaha sosialisasi, FOKBI berencana untuk mengukir rekor dunia senam poco-poco dengan peserta terbanyak pada tahun 2017 nanti.

Senam yang berasal dari tarian Poco-poco ini nyatanya sudah mulai dikenal dari Sabang sampai Merauke. Dalam pelaksanaan "Wonderful Poco-Poco Marathon Festival" di Hotel Discovery, Taman Impian Jaya Ancol, peserta berasal hampir dari seluruh provinsi di Indonesia.

Nico, pemuda asal Provinsi Papua, khusus datang ke Jakarta untuk mengikuti acara tersebut. Menurut dia, Poco-poco memang memiliki daya tarik tersendiri sebagai sebuah tarian atau senam.

"Ketukannya tidak terlalu rumit, sederhana dan mudah diolaborasi dengan gerakan lain," ujar pria yang belajar tari di sebuah sanggar di kampung halamannya.

Senam poco-poco ini sendiri oleh pemerintah dalam hal ini Kemenpora dijadikan ikon TAFISA 2016 dengan harapan senam asli Indonesia ini bisa mendunia sama dengan cabang olahraga lainnya.

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016