Sumedang (ANTARA News) - Guna memastikan ada tidaknya aksi kekerasan terhadap sejumlah Praja di IPDN, pihak rektorat akan melakukan pemeriksaan fisik, tes urine, darah dan rontgent, untuk itu IPDN akan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang. Rektor IPDN, Johanes Kaloh, kepada pers saat meninjau Poliklinik IPDN di Janinangor, Sumedang, Minggu, mengatakan sebanyak 4.600 Praja akan dicek fisik dan mereka wajib menjalani sejumlah tes itu. Kegiatan tes akan melibatkan pihak Dinas Kesehatan Sumedang, karena selain menyangkut orang banyak, juga untuk mendapatkan hasil yang independen. "Hal ini juga guna menghindari adanya rekayasa," katanya. Dikatakannya pengetesan ini untuk mengetahui berapa persen praja yang sakit biasa, berapa persen yang dipukul dan kekerasan lainnya. "Bila ada ditemukan Praja yang menderita akibat pukulan tentu akan diusut," katanya Begitu juga Praja yang terbukti mengkonsumsi narkoba dari hasil tes urine akan dikenakan sanksi sesuai dengan tingkat kesalahannya, kata dia. Ia mengatakan prioritas pemeriksaan fisik itu akan dilakukan kepada praja tingkat satu, dua dan tiga, alasannya karena mereka rentan terhadap aksi kekerasan yang dilalukan seniornya. Saat meninjau poliklinik, Johanes menemukan beberapa praja yang menderita sakit, seperti hepatitis, typus, gastro enteritis dan ISPA, selain itu ada juga praja yang dirawat di luar poliklinik, seperti di RS Al Islam, RS Cibabat dan RS Bintaro, Jakarta. Sementara itu, salah seorang perawat Poliklinik KSA IPDN, Santi, mengatakan yang banyak diidap praja sekarang ini sebagian besar adalah terjangkit virus hepatitis dan bakteri typus. Hal itu seperti dialami Madya Praja Eka dari Kontingen Jabar. "Eka tertular Hepatitis setelah menengok rekannya yang terkena hepatitis," kata perawat tersebut. (*)

Copyright © ANTARA 2007