Jakarta (ANTARA News) - Para pejabat bank sentral, lembaga pembuat kebijakan, dan bank-bank investasi berkumpul di Singapura untuk membahas apakah Asia membutuhkan sebuah sistem "clearing" dan "settlement" obligasi regional untuk mengurangi risiko nilai tukar bagi investor dan membuat mereka lebih kuat terhadap fluktuasi pasar. Dalam sebuah konferensi yang digelar Bank Pembangunan Asia (ADB), Senin, para pakar dari kalangan pemerintahan dan sektor swasta mendiskusikan apakah sistem "settlement" regional akan dapat memperkuat infrastruktur pasar untuk perdagangan obligasi di Asia. Para peserta konferensi membahas berbagai perkembangan pembangunan, tantangan dan risiko serta berbagai cara untuk memperbaiki infrastruktur "clearing" dan "settlement" obligasi regional. Pertumbuhan yang impresif dan "return" tinggi yang ditawarkan oleh obligasi-obligasi Asia berdenominasi mata uang lokal dalam beberapa tahun terakhir berhasil menarik perhatian investor global dan regional. "Utang Asia sebagai sebuah kelas aset hampir mencapai jatuh tempo. Pertumbuhan jumlah penerbit pertama obligasi menggarisbawahi perubahan dari ketergantungan luar biasa pada pembiayaan perbankan," kata Foong Hock Meng, Presiden dan Direktur PIMCO Asia Pte Ltd. Saat investor Asia, baik institusi atau individu, membeli mata uang asing dan obligasi regional, pemerintah dan sektor swasta berupaya mengurangi kerentanan finansial dan memperbaiki efisiensi pasar obligasi regional. "Pembentukan sistem `settlement` yang efektif dan aman dapat memperbaiki secara signifikan tingkat kepercayaan investor dan ini akan berpengaruh positif pada pengembangan pasar obligasi domestik dan regional di kawasan Asia," kata Jong-Wha Lee, Kepala Kantor ADB untuk Integrasi Ekonomi Regional. Berdasarkan inisiatif pasar obligasi Asia ASEAN+3, ADB diminta mengkaji hubungan antara settlement secara tunai atau melalui sekuritas dan mempertimbangkan opsi pembuatan sebuah sistem settlement regional. Sementara sistem pengaturan "settlement" lokal untuk berbagai instrumen, lembaga kustodian regional dan global dapat mengatasi volume transaksi berjalan ketika pasar regional lebih matang dan investor mulai melakukan transaksi antar-negara, kebutuhan akan sebuah sistem "settlement" regional menjadi signifikan. Bank-bank investasi dan kustodian global telah membantu upaya perbaikan sistem clearing dan settlement regional sehingga dapat membantu memperbaiki perdagangan obligasi berdenominasi mata uang asing di wilayah Asia dan memperbaiki kedalaman pasar. "Kemungkinan pembiayaan sekuritas secara penuh diperlukan untuk aktivitas perdagangan yang dapat menghasilkan likuiditas. Pembiayaan sekuritas membutuhkan jaminan untuk mengantisipasi resiko, sehingga solusi regional yang memberikan layanan manajemen jaminan terpusat yang dapat membantu meningkatkan likuiditas di pasar obligasi kawasan ini," kata Diana Chan, Direktur Pelaksana Layanan Transaksi Global di CITI, London. Sebuah sistem regional juga dapat berfungsi sebagai sarana menuju pasar internasional bagi penerbit dan investor di wilayah yang agak tertinggal di kawasan itu. "Dalam dunia pembiayaan indeks, ETF, CDO dan transaksi antar negara yang kompleks, penciptaan landasan pembayaran dan penyelesaian yang baik menjadi faktor penting kesuksesan," kata Hon Cheung, Regional Director dari "Official Institutions Group for State Street Global Advisors" di Asia. Seluruh input yang masuk dalam pertemuan tersebut akan digunakan ADB, pejabat pemerintahan regional dan bank sentral untuk membantu memformulasikan kebijakan dalam rangka penguatan infrastruktur pasar demi teciptanya pasar obligasi Asia yang lebih kuat. (*)

Copyright © ANTARA 2007