New York (ANTARA News) - Duta Besar RI untuk AS, Sudjadnan Parnohadiningrat, Selasa sore (Rabu pagi WIB), meninjau tempat terjadinya penembakan di Kampus Universitas Virginia Tech, yang menewaskan 33 orang, termasuk mahasiswa program Ph.D asal Indonesia, Partahi Mamora Halomoan Lumbantoruan. Selain meninjau tempat pembantaian yang terjadi pada Senin (16/4) di Kampus Virginia Tech, Blacksburg, Negara Bagian Virginia, Sudjadnan juga mendatangi Rumah Sakit Medical Examination Office di Roanoke -- sekitar 51 kilometer dari Blacksburg, tempat para jenazah menjalani pemeriksaan forensik. "Saya ke Medical Examination Office sekaligus untuk meminta agar jenazah Partahi dapat segera dibawa pulang," kata Dubes, demikian laporan ANTARA dari New York, Selasa malam waktu setempat atau Rabu pagi waktu Indonesia.. Menurut Sudjadnan, hingga Selasa petang jenazah Partahi belum dapat dijenguk karena adanya prosedur yang lebih rumit dari biasanya. "Mereka (pihak berwenang, red) menganggap ini sebagai kejadian yang luar biasa dan sifatnya 'crime' (kejahatan). Jadi harus ada pemeriksaan forensik dan ada 32 jenazah yang harus diperiksa," ujar Dubes. Pihak berwenang kemungkinan besar baru membolehkan jenazah-jenazah dijenguk setelah proses pemeriksaan forensik terhadap semua jenazah selesai. "Tetapi kami akan berusaha untuk meminta agar kasus almarhum (Partahi, red) bisa diberi pengecualian, karena kan jenazahnya harus segera dibawa ke Jakarta," kata Sudjadnan. Permintaan agar jenazah Partahi untuk segera dipulangkan ke Jakarta, menurut Sudjadnan, juga disampaikan keluarga almarhum ketika dirinya menelepon ayah Partahi, Tohom Lumbantoruan, pada Selasa pagi (Selasa malam WIB), untuk mengabarkan kematian Partohi. "Pihak keluarga meminta agar jenazah segera kembali," kata Sudjadnan. Penembakan Senin yang diduga keras dilakukan oleh mahasiswa asal Korea Selatan, Cho Seung-hui (23), itu terjadi di dua lokasi di lingkungan kampus Virginia Tech dalam rentang waktu dua jam, yaitu di asrama West Ambler Johnston Hall pada pukul 07.15 waktu setempat yang menewaskan dua orang -- satu perempuan dan satu laki-laki, serta Norris Hall -- sekitar 800 meter dari lokasi pertama -- hingga menewaskan 30 orang lainnya, termasuk Partahi Lumbantoruan. Cho Seung-hui disebut-sebut menembak dirinya sendiri hingga tewas setelah ia melepaskan rentetan tembakan yang menewaskan 32 orang itu. (*)

Copyright © ANTARA 2007