Samarinda (ANTARA News) - Tim Laboratorium Forensik Mabes Polri Cabang Surabaya mengolah tempat kejadian perkara peledakan bom molotov di Gereja Oikumene, Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda, Kalimantan Timur.

Tim Labfor Mabes Polri Cabang Surabaya yang dipimpin Ajun Komisaris Besar Polisi Maruli dibantu empat personel Inafis Polda Kaltim, menggelar olah TKP di Gereja Oikumene, pada Senin mulai pukul 15.30 Wita.

Olah TKP dilakukan dengan memberi tanda pada 13 titik di lokasi ledakan di depan halaman Gereja Oikumene, termasuk empat sepeda motor yang rusak parah akibat ledakan, salah satunya milik terduga pelaku dengan pelat nomor Semarang, H 2372 PE.

Tim Labfor Mabes Polres bersama personel Inafis Polda Kaltim juga mengambil beberapa sampel ledakan di bagian plafon di depan pintu masuk gereja.

Pada olah TKP yang berakhir Senin petang sekitar pukul 18.20 Wita tersebut, tim Labfor Mabes Polri Cabang Surabaya membawa benda-benda dari lokasi ledakan.

Namun, tak satupun personel dari tim Labfor Mabes Polri maupun Inafis Polda Kaltim yang bersedia memberi keterangan terkait olah TKP di lokasi ledakan bom Gereja Oikumene tersebut.

Wakil Kepala Polsekta Samarinda Seberang Ajun Komisaris Polisi Achmad Djupi, ditemui di lokasi ledakan Gereja Oikumene, usai gelar olah TKP menyatakan, benda-benda yang diambil tim Labfor Mabes Polri itu merupakan serpihan atau bagian dari material ledakan yang tersisa di lokasi.

"Benda yang diambil itu adalah serpihan atau bagian dari bom yang meledak. Proses penyelidikan di lokasi masih akan terus berlanjut dan kemungkinan besok (Selasa) ada tim dari Mabes Polri yang akan datang ke lokasi," ujar Achmad Djupi.

Lokasi ledakan bom di gereja Oikumene lanjut Achmad Djupi masih dijaga ketat personel kepolisian untuk kepentingan penyelidikan.

"Lokasi ini masih disterilkan untuk proses penyelidikan," kata Achmad Djupi.

Ledakan bom terjadi di Gereja Oikumene di Jalan Cipto Mangunkusumo RT 03, Nomor 37, Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda, pada Minggu pagi sekitar pukul 10. 15 Wita, menyebabkan lima orang terluka, empat diantaranya menderita luka bakar serius dan langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah IA Moeis Samarinda Seberang.

Empat korban terluka yang dirawat di RSUD IA Moes yang merupakan balita tersebut yakni, Intan Olivia Marbon (2,5), Alvaro Aurelius Tristan Sinaga (4), Triniti Hutahaya (3) serta Anita Kristabel Sihotang (2).

Sementara, terduga pelaku dengan ciri-ciri berambut panjang, berhasil ditangkap warga saat hendak melarikan diri dengan cara berenang di Sungai Mahakam.

Dua balita yang menderita luka bakar cukup parah yakni Intan Olivia Marbun dan Triniti Hutahaya pada Minggu sore (13/11) sekitar pukul 16.15 Wita dirujuk ke RSUD AW Syahranie.

Pada Senin subuh, Intan Olivia Marbun meninggal dunia akibat mengalami luka bakar hingga 78 persen.

(T.A053/A013)

Pewarta: Amirullah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016