Jakarta (ANTARA News) - PT Graha Teknologi Nusantara (GTN) perusahaan pengelolaan data center terkemuka di Indonesia menargetkan tingkat isian (okupansi) server pada tahun 2017 mencapai sekitar 1.000 rak, dari total kapasitas tersedia saat ini sebanyak 2.000 rak server.

"Saat ini tingkat okupansi mencapai kurang dari 5 persen, namun seiring peningkatan standar dan kualitas GTN Data Center, pada tahun 2017 diproyeksikan bisa mencapai 50 persen dari kapasitas yang tersedia," kata CEO GTN Richard Kartawijaya, di sela penerimaan sertifikasi ANSI/TIA-942, di Jakarta, Selasa.

Menurut Richard, meski GTN Data Center anak perusahaan PT Multipolar Technolog Tbk ini baru beroperasi mulai Juli 2016 namun telah menarik perhatian sejumlah korporasi besar sejalan dengan keunggulan fasilitas berskala internasional dan ramah lingkungan.

Menempati lahan selua 15.000 meter per segi di Cikarang, Jawa Barat, GTN Data Center diyakini menjanjikan dan mampu membuka peluang investasi bagi perusahaan-perusahaan multinasional di Indonesia karena memberikan jaminan keamanan tingkat tinggi baik fisik maupun cyber, serta konektivitas tanpa hambatan.

Richard menambahkan, untuk memastikan sistem keamanan GTN Data Center, pihaknya bekerja sama dengan penyedia layanan sistem keamanan terpercaya dan tercanggih nomor satu di Jepang, Secom.

"Keunggulan GTN Data Center teletaklokasi strategis dan aman dari banjir, penggunaan sumber daya listrik rangkap (dual grid power supply untuk menjamin suplai daya yang stabil), dan sustainable (pemanfaatan Dynamic Rotary Uninterruptible Power Supply/ DRUPS dengan energi kinetik sebagai daya cadangan untuk menjamin tersedianya sumber daya yang terus menerus)," tegas Richard.

DRUPS merupakan alternatif solusi pengganti baterai yang bebas bahan beracun, hemat ruang UPS, tidak membutuhkan sistem pendingin, dan menjamin kualitas daya yang lebih baik.

Dari sisi catu daya listrik, GTN Data Center memiliki keunggulan yang lebih jauh dibanding penyedia data center di Indonesia, karena secara khusus dipasok dari pembangkit swasta dengan total kapasitas 100 MW, yaitu Cikarang Listrikindo dan kawasan industri M2100 Jababeka.

"Dipasok dari dua gardu pembangkit yang berbeda, maka bisa saling back up untuk menjamin listrik tetap tersedia atau tidak ada downtime. Tiga generator dengan dua pembangkit maka tingkat keamanan semakin kuat," ujarnya.

Sejalan dengan fasilitas dan teknologi yang diusung GTN, maka data center ini mendapat sertifikasi dari ANSI/TIA-942:2014 dengan kategori Rated 3.

"GTN Data Center telah menunjukkan fokus yang jelas sebagai acuan standar kualitas data center yang didasarkan pada ANSI/TIA-942, bukan menggunakan acuan dari organisasi komersial lainnya," kata Chairman & CEO EPI Group of Companies, Edward van Leent.

Sementara dari sisi konektivitas, GTN Data Center menggandeng Epsilon, perusahaan penyedia layanan komunikasi global yang dapat mempercepat akses pelanggan ke infrastruktur global, serta menghubungkan perbagai perusahaan di Indonesia ke seluruh dunia.

"Indonesia memiliki salah satu pertumbuhan ekonomi digital tercepat an ekonomi digital yang unik di dunia yang membutuhkan konektivitas berkualitas tinggi," kata CEO Epsilon, Jerzy Szlosarek.

GTN Data Center ini juga menyiapkan diri untuk sertifikasi "Green Building" dari Green Business Council Indonesia, bagian dari World Green Building Council (WorldGBC) yang berpusat di Kanada.

(R017)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016