Jakarta (ANTARA News) - Bercermin dari kecelakaan penerbangan pada helikopter Bell-412 EP Pusat Penerbangan TNI AD nomor registrasi HA-5166 di sekitar Long Sulit, Kalimantan Utara, maka pola dan metode penyaluran logistik ke pos-pos militer yang sulit dijangkau mungkin akan dievaluasi.

Seusai tim SAR darat gabungan bergerak ke titik di mana helikopter buatan Amerika Serikat itu jatuh, satu pengawaknya ditemukan hidup, yaitu Letnan Satu CNP Abdi Darnain (29 tahun). Empat personel lain TNI AD yang turut dalam penerbangan itu belum diketahui persis nasib dan posisinya.

Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigadir Jenderal TNI Sabrar Fadhilah, di Jakarta, Minggu malam, menyatakan, “Evaluasi tentang ini juga bagian dari kegiatan menyeluruh terkait pendorongan logistik ke tempat yang sulit.”

Menurut dia, banyak bagian dan pelosok Nusantara yang sangat sulit dijangkau, baik melalui laut, darat, ataupun udara. “Tapi itulah negeri kita ada bagian-bagian yang keadaannya khas dan sulit. Tentu ini menjadi bagian dari evaluasi.”

Dia memberi gambaran tentang lokasi di mana Bell-412 EP nomor registrasi HA-5166 itu ditemukan, “Bahkan memakai telefon satelit saja sangat sulit. Hutan belantaranya sangat rapat dan cuaca sangat buruk serta berubah-ubah cepat.”

Indonesia memiliki ribuan kilometer perbatasan darat dengan negara-negara tetangga, yang tidak semuanya berupa dataran, karena ada yang berupa rawa-rawa, sungai-sungai, serta pegunungan terjal dengan temperatur sangat ekstrem.

Menurut UU Nomor 34/2004, adalah tugas TNI untuk menjaga dan mengamankan seluruh garis perbatasan negara ini.

Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016