Belgrade (ANTARA News) - Sekitar 1.000 tentara Serbia dan para pendukungnya turun ke jalan-jalan di Belgrade pada Minggu (27/11) untuk memprotes gaji yang rendah dan buruknya kondisi kerja dalam aksi unjuk rasa publik pertama mereka.

Demonstrasi yang berlangsung di depan Kementerian Pertahanan di pusat kota Belgrade itu diselenggarakan oleh serikat pekerja militer dan didukung oleh timpalan mereka di kepolisian menurut laporan kantor berita pemerintah Tanjug.

"Jika seorang tentara Serbia tidak mampu menafkahi keluarganya... itu masalah," kata pemimpin serikat Novica Antic kepada kerumunan massa.

Serikat pekerja militer mengklaim bahwa lebih dari tiga perempat pekerja militer mendapat gaji lebih rendah daripada upah rata-rata nasional Serbia yang sebesar 370 euro (sekitar Rp5,3 juta) pada Oktober.

Tahun ini 1.000 orang keluar dari angkatan bersenjata negara Balkan tersebut karena gaji yang rendah dan kondisi kerja yang buruk menurut Antic.

Para pengunjuk rasa yang membawa bendera Serbia dan serikat pekerja militer kemudian mengirimkan surat ke kantor Presiden Tomislav Nikolic, yang juga panglima tertinggi angkatan bersenjata negara itu, meminta dia "melindungi" mereka.

Menteri Pertahanan Zoran Djordjevic, yang menentang demonstrasi itu, mengatakan bahwa hanya sekitar 200 personel tentara Serbia yang mengikuti aksi protes tersebut, dan bahwa dia "bangga dengan anggota militer Serbia karena tidak bergabung dalam seruan para pemimpin serikat yang bermotif politik."

Militer Serbia mengalami serangkaian reformasi sejak penggulingan mantan presiden Slobodan Milosevic pada 2000.

Angkatan Bersenjata menjadi sepenuhnya profesional sejak 2011 dan sekarang jumlahnya diperkirakan sekitar 30.000.

Para pakar militer memperkirakan bahwa sekitar 2,5 dari 7,1 juta penduduk Serbia dapat dipanggil untuk membela negara jika diperlukan, demikian menurut warta kantor berita AFP. (mr)


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016