Jakarta (ANTARA News) - Almianda Saphira menceritakan perbincangannya dengan anak sulungnya, Diona Arika Andra Putri, yang tewas dalam peristiwa perampokan disertai penyekapan di Pulomas, Jakarta Timur.

Saphira sudah satu tahun bercerai dengan Almarhum Dodi Triono sehingga tidak setiap hari bertemu dengan anak-anaknya yang tinggal bersama ayahnya di Pulomas. Kendati Saphira juga tinggal di Jakarta Timur, namun ketiga anaknya, Diona, Zanette, dan Dianita tinggal bersama Dodi.

Pada tiga pekan sebelum kejadian atau awal Desember 2016, Diona yang duduk di kelas 2 SMA Al Azhar Kelapa Gading Jakarta Utara, sempat bertanya mengenai jurusan kuliah yang akan diambil kepada ibunya.

"Diona tiga minggu sebelum wafat datang ke rumah tanpa telepon," kata Almianda Saphira saat ditemui di RS Kartika Pulomas, Jakarta Timur, Kamis.

Saphira pun menemani Diona makan siang, kemudian pembicaraan antara ibu dan anak dimulai. Saphira mengatakan bahwa Diona bimbang untuk memilih tempat kuliah antara Universitas Indonesia (UI) atau Universitas Padjajaran, Bandung.

"Kak (panggilan Diona), kalau di UI mudah-mudahan tercapai tapi mama enggak izinin kamu kost ya. Mama enggak mau kamu kost. Kenapa juga ke Unpad Bandung? Jauh-jauh amat.. Kalau kuliah dibandung sama mama," kata Saphira bercerita.

Mantan istri kedua Almarhum Dodi itu juga menceritakan bahwa Diona sempat berminat di bidang pariwisata. Namun Diona berubah pikiran dan ingin mencoba kuliah jurusan Psikologi atau jurusan Hubungan Internasional setelah Saphira mengajak ke Candi Borobudur.

"Katanya mau kuliah pariwisata, mesti tahu candi," kata Saphira kemudian melanjutkan, "batal (mau kuliah pariwisata) deh mah," menirukan ucapan anaknya itu.

"Kalau lihat tipikal kamu, ambil psikologi saja. Kakak, pilihan pertama psikologi, kedua Hubungan Internasional saja," ujar Saphira kepada Diona saat itu.

"Sayang, itu semua tak kesampaian," ucap Saphira pelan.

Setelah membicarakan Diona, Saphira terdiam. Dia kemudian melanjutkan bercerita tentang Dianita Gemma yang juga tewas dalam kejadian itu. Menurutnya, Gemma memiliki banyak cita-cita, diantaranya ingin menjadi desainer dan arsitek.

"Kalau Gemma sekolah home-schooling. Cita-citanya banyak, mau jadi arsitek mau jadi desainer," ucap Saphira.

Saphira juga menceritakan Zanette yang akrab dipangil Anet yang pandai menggambar dan suka menilai gambar pekerjaan Dodi Triono yang berprofesi sebagai arsitek.

(Baca: Kisah Anet, korban penyekapan di Pulomas)

Anet merupakan satu dari lima korban yang selamat dalam tragedi perampokan dan penyekapan di Pulomas yang menewaskan enam orang, termasuk ayah Anet dan dua saudarinya.

Pewarta: Alviansyah P
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016