Manila (ANTARA News) - Dua orang tewas dan 10 lainnya terluka parah, ketika pria-pria bersenjata menembaki satu konvoi para kandidat politik di Filipina utara, kata polisi setempat, Jumat. Hal itu adalah aksi kekerasan terbaru dan terburuk menjelang pemilu paruh waktu 14 Mei yang telah menewaskan paling tidak 20 orang. Konvoi itu, yang membawa sekutu-sekutu politik dan putra-putra mantan walikota Antonio Esquivel, ditembaki di provinsi Nueva Ecija, bagian utara negara itu Kamis petang, yang menewaskan dua kandidat dewan kota dan seorang polisi yang mengawal mereka. Juga dalam serangan itu, ada 10 orang cedera, termasuk tiga polisi yang mengawal konvoi itu dan dua putra Esquivel, Mark Laurence dan Mark Anthony, kata laporan polisi. Dua putra itu dilarikan ke Manila untuk operasi darurat setelah mengalami luka tembak di kepala. Esquivel menuduh seorang saingan politik melakukan serangan itu dan mengatakan rombongan mereka diserang ketika kembali dari satu rapat di desa. Pemilu-pemilu di Filipina sering ditandai oleh aksi kekerasan karena kelompok-kelompok yang bersaing menggunakan kekerasan untuk mengintimidasi para pemilih atau lawan-lawan politik. Sekitar 148 orang tewas dalam pemilihan presiden tahun 2004 dan 11 orang meninggal berkaitan dengan pemilih anggota Kongres dan lokal tahun 2001, kata para pejabat polisi. Bulan-bulan depan sekitar 45 juta pemilih akan memliih saparouh 24 kursi Senat, 253 anggota Kongres, dan leih dari 18.000 pejabat lokal, distrik dan gubernur, demikian laporan Reuters. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007