Nusa Dua (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat membuka sidang majelis Inter-Parliamentary Union (IPU) ke-116 di Nusa Dua, Bali, Minggu malam menggarisbawahi pentingnya makna era internasionalisme. "Harapan saya bahwa pada abad 21 kita dapat membuat lompatan kuantum menuju era internasionalisme," kata Kepala Negara. Era itu, lanjut Presiden, adalah sebuah era dimana semua negara menjadi lebih terikat satu sama lain, dimana masing-masing negara menjadi lebih terintegrasi pada sistem global bila berkaitan dengan kerja sama keamanan dan kesejahteraan. Menurut Presiden, internasionalisme bukan merupakan anti-tesis dari nasionalisme. Internasionalisme, menurut Kepala Negara, justru memperkuat nasionalisme dan menjadikannya lebih berguna karena hal itu justru memastikan kepentingan nasional akan dijamin oleh kerjas ama internasional. Pada kesempatan itu, Presiden juga mengatakan bahwa ketika IPU pertama kali dibentuk pada 1889, diperlukan empat bulan hanya untuk mengirimkan surat dari London ke Tokyo. Namun, saat ini semua telah jauh lebih mudah, sehingga dapat lebih memperlancar hubungan di dunia internasional. Sidang IPU ke-116 yang digelar di Bali International Convention Center (BICC), Nusa Dua, itu diikuti 128 negara dan berlangsung selama enam hari, 29B April hingga 4 Mei. Presiden meresmikan pembukaan sidang IPU itu secara simbolis dengan melakukan pemukulan gong, didampingi oleh Ketua DPR Agung Laksono, Presiden IPU, Ferdinando Cassini, wakil Pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Shafqat Kakakhel, dan Gubernur Bali, Dewa Beratha. Seusai acara pembukaan sidang IPU, Presiden melakukan jamuan santap malam bersama para delegasi IPU. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007