Kupang (ANTARA News) - Kepala Stasiun Geofisika BMKG Kelas 1 Kupang, Hasanudin melaporkan gempa dengan kekuatan 4,8 SR mengguncang wilayah Sabu Raija Nusa Tenggara Timur tidak berpotensi tsunami.

Gempa bumi dengan kedalaman 67 kilometer itu terjadi pada sekitar pukl 21.52.14 Wita itu terjadi pada 10:01 Lintang Selatan 121,63 bujur timur atau sekitar 55 kilometer Barat Daya Sabu Raijua--NTT itu tidak berpotensi tsunami," katanya kepada Antara di Kupang, Kamis, malam.

Hal ini terjadi karena daerah tumbukan lempeng Hindia-Australia yang bergerak menekan lempeng Eurasia di sebelah barat Pulau Sumatera dengan pergerakan tujuh cm per tahun selalu menjadi daerah potensial gempa.

Dalam skala nasional bahkan dunia, kata dia setelah gempa bumi berkekuatan 7,9 skala Richter di Nepal, 25 April 2015 dengan korban tewas 2.300 orang, ahli gempa memperkirakan gempa dahsyat selanjutnya akan terjadi di beberapa lokasi yang selama ini belum melepaskan energi tumbukan terbesarnya, salah satunya adalah gempa di Sumba Barat Daya ini.

Hasanudin mengatakan setiap gempa mempunyai siklus dan ada wilayah yang sudah lama belum ada catatan gempa besar atau seismic gap, pertama di kawasan mulai Pulau Pagai sampai sampai Pulau Enggano.

Kedua daerah yang melingkari pulau Siberut, Sipora dan Pagai. Di kedua zona itu belum pernah ada catatan gempa besar sehingga potensi terjadinya gempa dahsyat tinggal menunggu waktu.

Dua kawasan itu dianggap terjadi tumbukan dua lempeng yang terkunci cukup lama sehingga ketika energinya keluar bisa di atas sembilan SR atau disebut megatrush Mentawai.

Dalam sejarahnya di sekitar Mentawai pernah terjadi gempa dahsyat dengan kekuatan 8,9 pada tahun 1833 dan di 1797 dengan kekuatan 8,4 SR.

Pewarta: Hironimuis Bifel
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017