Washington (ANTARA News) - Devin Nunes, Ketua Komisi Intelijen DPR Amerika Serikat, yang juga politisi Partai Republik yang menjadi asal Presiden Donald Trump, menyatakan DPR tidak memiliki bukti yang menguatkan tuduhan Presiden Trump telah disadap oleh presiden sebelum dia, Barack Obama, selama kampanye Pilpres tahun lalu.

Nunes mengatakan jika tudingan Trump itu benar, maka para pemimpin Kongres dan kepala dua komisi intelijen dalam badan legislatif AS, yang biasanya disebut "Geng Delapan" semestinya dibriefing oleh presiden terlebih dahulu.

"Saya tidak melihat buktinya. Saya kira pertanyaan yang mesti dijawab adalah apakah Tuan Trump atau siapa pun pembantunya menjadi sasaran badan-badan intelijen atau otoritas penegakkan hukum," kata Nunes seperti dilaporkan Reuters.

Sabtu pekan lalu Trump mengeluarkan cuitan tanpa disertai bukti bahwa Obama telah menyadapnya. Tuduhan ini dibantah oleh pihak Obama.

Sejak itu Trump menuntut komisi intelijen DPR dan Senat memperluas penyelidikan atas dugaan intervensi Rusia dalam proses Pemilu AS.

Adam Schiff dari Demokrat juga mengaku "Geng Delapan" tak pernah dibriefing presiden mengenai tudingan kepada Obama itu. Schiff bahkan menyebut tudingan Trump kepada Obama itu sebagai skandal yang harus diselidiki secepatnya oleh legislatif.

Nunes menyatakan komisinya berencana menggelar dengar pendapat untuk penyelidikan intervensi Rusia itu mulai 20 Maret itu dengan memanggil Direktur FBI James Comey dan Direktur Badan Keamanan Nasional Laksamana Mike Rogers.

Juga dipanggil legislatif mantan direktur Intelijen Nasional James Clapper, mantan direktur CIA John Brennan dan mantan Jaksa Agung Sally Yates.

Baca juga: (Media massa Rusia pro-Putin berbalik pojokkan Donald Trump)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017