Kyoto (ANTARA News) - Sejumlah menteri keuangan di kawasan Asia menegaskan bahwa prospek perekonomian Asia tergolong positif, meski sejumlah risiko masih membayangi pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut. Menteri Keuangan Jepang, Koji Omi, Menteri Leuangan Cina, Jin Renqing, dan Menteri Keuangan Korsel beserta sepuluh menteri keuangan dari negar-negara ASEAN menyampaikan hal itu dalam pernyataan bersama para Menkeu ASEAN Plus Three (+3) di Kyoto, Sabtu. Negara-negara angota ASEAN bersama tiga negara yang menjadi mitranya, yaitu Jepang, Cina dan Korsel mendapat perhatian serius dalam pertemuan tahunan BankPembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) yang ke-40, di Kyoto, Jepang. Menteri Keuangan Thailand, Chalongphob Sussangkarn, yang bertindak sebagai juru bicara mengatakan, para menteri keuangan berketetapan unutk melanjutkan pertumbuhan ekonominya,terlebih mengingat prospek ekonomi pada tahun 2007 tergolong baik. Meski demikian, pertumbuhan ekonomi yang terjadi juga masih dibayangi oleh sejumlah resiko seperti fluktuaasi harga minyak, ketidakseimbangan global yang besar, ketidakpastian pasar uang, serta meningkatnya sentiment untuk memberlakukan proteksi. ASEAN +3 juga berkomitmen untuk memperluas kerjasama secara multilateral dengan membentuk cadangan devisa bersama, guna mengatasi kemungkinan terjadinya guncangan krisis keuangan yang melanda anggotanya. "Kami dengan suara bulat sepakat secara prinsip untuk menyiapkan suatu cadangan devisa yang tetap bisa dikelola secara mandiri dan merupakan perjanjian kontrak tunggal dari bentuk kerjasama multilateral," katanya. Dikemukakannya, para menkeu juga sudah bertukar pandang soal kerjasama regional dalam pembangunan ekonomi dan keuangan serta berbagai kebijakan lainnya, termasuk membahas kerjasama multilateral seperti yang disarankan dalam Chiang Mai Initiative. Upaya kerjasama lainnya juga menyangkut Asian Bond Market, serta pembentukan kelompok riset ASEAN +3, yang merupakan tindaklanjut insiatif Chiang Mai 2000. Peningkatan bilateral @swap arrangement@ menjadi 80 miliar dolar AS diantara delapan negara. Pertumbuhan di Asia tidak termasuk Jepang diharapkan sebesar 7,6 persen pada tahun ini walau tahun sebelumnya mencapai 8,3 persen. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007