Jakarta (ANTARA News) - Terkait pencopotan dua wakil Partai Bulan Bintang (PBB) dari Kabinet Indonesia Bersatu, saat ini di internal partai itu muncul desakan agar Ketua Umum PBB MS Kaban mundur dari jabatan Menteri Kehutanan. Sekretaris Jenderal DPP PBB Sahar L Hassan kepada wartawan di Jakarta, Senin, mengakui adanya desakan itu, namun DPP belum mengambil keputusan. "Tapi sangat mungkin PBB menarik bang Kaban. Kita akan bicarakan hal ini dengan DPW-DPW," kata Sahar yang merupakan Wakil Ketua Tim Sukses SBY saat Pilpres 2004. Bahkan, kata Sahar, ia menerima lebih dari seratus SMS (pesan singkat via telepon genggam, red) dari DPW dan DPC yang isinya berupa kemarahan. "Ada yang berisi `ancaman` untuk `menghancurkan` SBY. Saya tidak tahu apa maksudnya menghancurkan itu," kata Sahar. Kemarahan kader PBB karena pencopotan Ketua Majelis Syuro PBB Yusril Ihza Mahendra dari jabatan Menteri Sekretaris Negara dan mantan Wakil PBB di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Abdul Rahman Saleh dari jabatan Jaksa Agung, kata Sahar, sangat bisa dipahami. "Selain menyangkut hak, mengingat saat mencalonkan SBY dulu ada kesepakatan tertulis PBB akan mendapat jatah tiga menteri, bagi kami ini juga soal martabat partai. Kami merasa dikhianati SBY," kata Sahar. Oleh karena itu, katanya, DPP PBB telah berkirim surat ke Presiden Yudhoyono. Isinya, antara lain mengingatkan soal kesepakatan tersebut. "Kalau tiga kader PBB tak disukai di posisinya saat ini maka direposisi. Kalau tidak bisa, ya, disubtitusi (diganti kader PBB lainnya) karena sesuai kesepakatan jatah kita tiga (menteri)," katanya. Apalagi, tambah Sahar, dalam reshuffle ini Presiden Yudhoyono tidak menggunakan pendekatan kinerja. PBB mengklaim kalau dari segi kinerja, kader mereka jauh lebih baik dari para menteri yang dipertahankan di kabinet. "Kalau alasannya opini dan desakan publik, bagaimana dengan soal Lumpur Lapindo, kecelakaan transportasi, kelaparannya jamaah haji, banyaknya pengangguran. Publik juga mendesak menteri bersangkutan diganti. Jadi, SBY menerapkan standar ganda di sini," katanya. Akhirnya, kata Sahar, PBB berkeyakinan pencopotan Yusril lebih terkait dengan pemilihan Presiden 2009 nanti. "Bisa jadi Pak Yusril dianggap pesaing terberat pada Pilpres nanti," katanya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007