Jakarta (ANTARA News) - Abdul Rahman Saleh yang baru diberhentikan dari jabatan Jaksa Agung telah ditawari posisi lain oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kepada wartawan yang menunggunya di Gedung Utama Kejaksaan Agung, Senin petang, Abdul Rahman mengatakan, Presiden menilai dia sebagai orang yang memiliki integritas. "Saya menilai anda punya integritas. Jadi saya ingin anda tetap membantu dalam satu pos lain yang nanti kita pikirkan," kata Arman -sapaan akrab Abdul Rahman- mengutip perkataan presiden. Ditanya apa posisi yang ditawarkan oleh Presiden berupa jabatan Duta Besar atau posisi lain yang masih dalam penegakan hukum, Arman hanya mengatakan ia tidak bisa mengatakan hal itu. "Saya tidak bisa bilang. Tunggu sajalah," kata mantan hakim agung itu. Lebih lanjut ia mengatakan dirinya menerima surat dari Presiden dan setelah bertemu Presiden pada Senin pagi, ia mendapat penjelasan mengenai penilaian atas kinerjanya selama menjabat Jaksa Agung 2,5 tahun terakhir ini. "Dari keduanya (lisan dan tulisan-Red) beliau mengatakan selama 2,5 tahun itu Jaksa Agung telah banyak membantu beliau dan tidak ada komplain. Jaksa Agung telah banyak melakukan pemberantasan korupsi, melakukan pembaruan kejaksaan di pusat maupun daerah. Tetapi beliau juga katakan tantangan selaku Jaksa Agung itu kompleks dan berat. Jadi dengan berat hati beliau ingun meremajakan," kata Arman. Ketika ditanya mengenai alasan atau tantangan yang belum selesai atau belum dipenuhinya, Arman tidak menjelaskan namun hal itu bagian dari tantangan pekerjaan yang kompleks dan berat. "Pemberantasan korupsi itu masalahnya kompleks dan berat," kata Arman. Demikian pula ketika disinggung pemberhentiannya terkait penyelesaian masalah BNP Paribas yang melibatkan putra mantan presiden Soeharto, Tommy Soeharto, ia meminta agar wartawan tidak berspekulasi. Terkait penilaian dirinya yang lebih terlihat sebagai politisi dibanding Jaksa Agung, Arman menampik hal itu. "Saya bukan politisi, kalau saya politisi saya akan main-mainkan perkara." Alasan pemberhentian dirinya yang diajukan Presiden, menurut Arman, bagus dan bisa diterima. Ditanya apakah dirinya kaget atau kecewa dengan pemberhentiannya, Arman menjawab, "Saya kan orang yang matang, tidak gampang kecewa." Sesudah itu ia masuk ke mobil dinas Toyota Camry hitam yang biasanya bernopol RI 46 namun kali ini bernopol B 2053 BS. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007