Bandung (ANTARA News) - Ratusan Pekerja Seks Komersial (PSK) eks lokalisasi Saritem yang ditutup oleh Pemkot Bandung hingga saat ini belum tersentuh Program Rehabilitasi Sosial. Sebagian besar mereka kembali ke kampung halaman masing-masing baik di Jabar maupun Jateng, sisanya menjajakan diri di tempat lain bahkan diantaranya disebut-sebut nekad melayani pelanggannya di kamar kost lamanya di Saritem. "Sejauh ini penanganan PSK dari Saritem ditangani Pemkot Bandung, namun belum satupun dari mereka masuk ke Pusat Rehabilitasi Sosial yang dikelola Dinas Sosial Pemprov Jabar. Padahal jumlah PSK eks Saritem itu cukup banyak," kata Kepala Dinas Sosial Provinsi Jabar, Yeti Kadarwati di Bandung, Selasa. Yeti menyayangkan, mereka `dibubarkan` begitu saja oleh Pemkot Bandung tanpa ada tindak lanjut bagi PSK meski pemerintah setempat sebelumnya menjanjikan akan `menyekolahkan` mereka ke Panti Rehabilitasi Sosial agar mendapatkan keterampilan dan kemampuan untuk berdikari. Yeti mengatakan, dua Pusat Rehabilitasi Sosial yang dikelola Dinas Sosial Jawa Barat di Palimanan Cirebon dan Sukabumi belum menerima `murid` dari Kota Bandung khususnya dari Saritem. "Mungkin masalah PSK Saritem masih ditangani oleh Pemkot Bandung, kami menunggu. Bila Pemkot Bandung meminta agar mereka masuk ke pusat rehabilitasi, tentu kita siapkan sesuai dengan kapasitas yang ada," kata Kadarwati. Ia menyebutkan, baik di Pusat Rehabilitasi Palimanan Cirebon maupun Sukabumi masing-masing bisa menampung seratus orang. Selain diberi pembinaan mental dan rohani, para PSK juga mendapat pelatihan menjahit, memasak serta diberi bekal untuk merintis usaha mandiri di sektor jasa. "Permasalahan bagi PSK adalah perasaan minder dan tidak punya keahlian bila mereka meninggalkan pekerjaannya itu, dengan pembinaan di pusat rehabilitasi mereka punya alternatif dan keberanian untuk memulai bekerja mandiri," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007